Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Prosedur Keluarga yang Ingin Menjenguk Pasien Difteri

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Sejumlah masyarakat menunggu di ruang  tunggu RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, 11 Desember 2017. Rumah sakit Sulianti Saroso merawat 33 pasien yang terdiri dari 22 anak-anak dan 11 orang dewasa yang tekena dampak virus Difteri. Tempo/Fakhri Hermansyah
Sejumlah masyarakat menunggu di ruang tunggu RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, 11 Desember 2017. Rumah sakit Sulianti Saroso merawat 33 pasien yang terdiri dari 22 anak-anak dan 11 orang dewasa yang tekena dampak virus Difteri. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta merawat 84 pasien terduga mengidap difteri, terdiri 23 adalah pasien dewasa dan 61 anak-anak. Difteri merupakan penyakit yang menular melalui percikan ludah pasien. Penyakit ini cukup menular sehingga penderita harus dirawat di ruang isolasi. Karena dirawat di ruang isolasi, maka tidak semua orang boleh keluar-masuk ke ruangan perawatan itu.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Rita Rogayah menuturkan rumah sakit memiliki prosedur untuk keluarga yang ingin menjaga atau menjenguk pasien difteri. Dia menuturkan, "Prosedur itu berbeda untuk keluarga pasien difteri usia anak dan pasien dewasa."
Baca : Sepekan ORI di Jakarta Utara, Baru 139 Ribu Orang Ikut Imunisasi Difteri

Rita menuturkan untuk pasien difteri usia anak, rumah sakit memperbolehkan pihak keluarga menjaga pasien di dalam ruang isolasi. Izin itu diberikan, karena pasien usia anak masih sangat bergantung pada orang tua mereka. "Tapi hanya satu orang yang kami perbolehkan untuk masuk ruangan," kata dia di RSPI Sulianti Saroso, Selasa, 19 Desember 2017.

Rita mengatakan orang tua yang hendak menjaga anaknya juga harus menggunakan alat pelindung diri, berupa masker. Selain itu, orang tua pasien juga wajib mengkonsumsi antibiotik profilaksis. "Obat itu berguna untuk mencegah penularan," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara untuk pasien difteri dewasa, Rita mengatakan rumah sakit tidak mengizinkan pihak keluarga memasuki ruangan. Dia mengatakan hanya petugas medis yang dibolehkan masuk ruang isolasi tersebut.

Pihak keluarga, kata dia, dapat memantau kondisi pasien melalui monitor intercom yang disediakan di dekat ruangan tersebut. "Masa udah dewasa masih perlu dijagain," kata dia.

Rita menuturkan aturan tersebut diberlakukan untuk mencegah penularan difteri pada keluarga pasien. Dia berharap seluruh keluarga pasien ataupun yang ingin menjenguk menaati aturan tersebut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

51 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.


Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Seorang siswa menangis saat mengikuti suntik imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus difteri (Td) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, 8 Oktober 2015. Vaksin DT berfungsi untuk mencegah penyakit campak, tetanus dan difteri. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.


Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memberikan sambutan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Mall Kota Kasablanka, Sabtu, 13 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya


Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.


Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Balto, seekor anjing yang terkenal karena perannya dalam perjalanan kereta luncur anjing tahun 1925 melalui badai salju di Alaska untuk mengirimkan obat penyelamat ke kota Nome selama wabah difteri, ditampilkan di Museum Sejarah Alam Cleveland .REUTERS.
Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.


Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten, 7 Desember 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023


Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.


Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Petugas medis Puskesmas Balongan memberikan imunisasi campak dan rubella kepada pelajar di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 14 Oktober 2020. Petugas kesehatan tetap melaksanakan program imunisasi untuk pelajar di tengah pandemi COVID-19 untuk menjaga kesehatan anak dari serangan penyakit. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.


Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Petugas kesehatan saat melakukan Simulasi Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis, 22 Oktober 2020. Pemerintah Kota Depok menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan sesuai prosedur operasional standar (SOP) dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan pada November dan Desember 2020 apabila sudah tersedia. Total vaksin yang akan diberikan pemerintah pusat sekitar 60 persen dari jumlah penduduk Depok, atau 1,4 juta jiwa. Untuk tahap awal, vaksinasi Covid-19 akan diberikan kepada 20 persen warga, atau sekitar 290 ribu orang dengan prioritas tenaga kesehatan dan petugas layanan publik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.