TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Aziz mengatakan telah membentuk tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat untuk memburu bandar narkoba berinisial AS. Bandar itu diduga telah menganiaya Brigadir Rizal Taufik yang menyamar menjadi pembeli. "Tim ini akan mengejar pelaku sampai dapat," kata Idham, di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu, 6 Januari 2018.
Rizal dibawa ke ruang Instalasi Bedah Sentral di Rumah Sakit Polri Kramat Jati pada Sabtu pukul 18.00, untuk menjalani operasi. Ia mengalami retak di bagian dahi dan pendarahan di belakang kepala.
Proses operasi dilakukan dr Saleh dan berlangsung selama dua jam, selesai pada pukul 20.00. Seusai dioperasi, Rizal dibawa ke Ruang Intensive Care Unit (ICU) Khusus pada pukul 20.30.
Idham tiba di RS Polri pukul 20.34 dan langsung menuju ke Ruang ICU Khusus untuk menemui Rizal. Di dalam ruangan tersebut, ia didampingi oleh Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi dan Kepala Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Suhermanto. “Menurut dokter, saat ini tinggal recovery saja,” ucap Idham.
Penyerangan terhadap Rizal Taufik terjadi pada Jumat, 5 Januari 2018. Rizal adalah anggota Sub Unit Dua Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat. Dia mendapat tugas menyamar menjadi pembeli narkoba. Targetnya adalah AS, yang berada di Kampung Janis, Tambora, Jakarta Barat.
Sekitar pukul 19.00, Rizal menuju Kampung Janis, sementara anggota tim yang lain menunggu di dekat rel kereta. Selang beberapa menit, terdengar bunyi tembakan. Anggota tim segera masuk ke Kampung Janis dan mendapatkan Rizal tergeletak di bawah tangga salah satu rumah. Saat itu juga Rizal dilarikan ke Rumah Sakit Pluit.
Kapolres Jakarta Barat Hengki Haryadi mengatakan jajarannya telah membentuk Satuan Tugas Khusus untuk memberantas peredaran narkoba di Jakarta Barat. Menurut dia, dari data yang dihimpun Polres Jakarta Barat, dari 2015 sampai 2017, kasus narkoba semakin meningkat. Ia mengatakan jajarannya akan lebih fokus lagi dalam pengejaran narkoba. “Kami tidak ingin kecolongan! Sehingga secara represif kami kejar terus,” ujarnya.