TEMPO.CO, Jakarta - Chandri Widarta, perempuan dalam kasus ibu sekap anak, yang diduga menyekap dan melakukan kekerasan terhadap anak adopsinya, hari ini menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Selama 10 tahun, Chandri tinggal di beberapa hotel berbintang di Jakarta bersama lima anak adopsinya selama 10 tahun.
Ia mengaku tinggal di hotel karena rumahnya di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pernah terendam banjir besar. "Rumah pernah kebanjiran pas 2007," kata Chandri Widarta di Polda Metro Jaya, Jumat, 16 Maret 2018.
Menurut keponakan Chandri, Riska, perempuan yang dia panggil oma itu bukan orang susah. Suami Chandri adalah dokter. Sedangkan Chandri berprofesi sebagai ahli pengobatan tradisional.
Baca: Ibu Sekap Anak, Pakai Warisan untuk Tinggal di Hotel 10 Tahun
"Dia itu mengobati orang dengan doa. Orang bilang itu bahasa bekennya pengobatan tradisional. Jadi dia mengobati dengan doa," kata Riska, yang ikut mendampingi Chandri dalam pemeriksaan.
Selain memperoleh penghasilan dari keahliannya, kata Riska, perempuan 60 tahun itu mendapat sumbangan dari gereja untuk kehidupannya sehari-hari.
Chandri membantah bila dia dituding tidak menyekolahkan kelima anak angkatnya. Menurut dia, kelima anak itu ikut homeschooling di hotel tempatnya tinggal.
Baca: Diperiksa Kasus Ibu Sekap Anak, Chandri: Saya Merasa Difitnah
Untuk biaya homeschooling lima anak adopsinya, perempuan yang menjalani pemeriksaan atas dugaan penelantaran dan kekerasan terhadap anak itu mengaku mendapatkan guru secara cuma-cuma. Guru itu didatangkan dari sekolah Santa Theresia. "Kalau homeschooling, gurunya juga tidak mau dibayar. Pakai guru Santa Theresia, datang ke hotel," ujar Riska.