TEMPO.CO, Jakarta - Chandri Widarta, perempuan yang diduga melakukan kekerasan terhadap anak adopsinya dalam kasus ibu sekap anak, mendatangi Polda Metro Jaya, hari ini. Chandri dipanggil untuk diperiksa oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum.
Ditemani oleh dua pengacara, Andi Alfian Nurman dan Bambang K.E serta keponakannya, Riska, Chandri Widarta tampak kelelahan. Ia mengaku berjalan kaki dari pintu masuk Polda Metro Jaya menuju gedung Direktorat Tindak Pidana Umum.
Saat dihampiri sejumlah awak media, Chandri memberikan sanggahan atas pemberitaan terhadap dirinya. "Saya engga nyiksa, engga apa, diginiin," kata dia di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Maret 2018.
Baca: Ibu Sekap Anak, Pakai Warisan untuk Tinggal di Hotel 10 Tahun
Chandri Widarta merasa difitnah. Bahkan ia menyuruh sejumlah wartawan untuk mendatangi langsung rumah orang tua kandung dari 3 anak adopsinya. "Boleh dibuktikan sendiri," ujar CW. Hal tersebut ia utarakan setelah marak pemberitaan bahwa ia mengadopsi lima anaknya secara illegal.
Riska, keponakan Chandri Widarta yang memanggil perempuan itu Oma, mengatakan Chandri mengadopsi karena merasa iba dengan kondisi keluarga lima anak adopsi itu. "Iba, gimana sih seorang ibu, rasa kemanusiaan, makanya dirawat," ujar dia. Riska mengklaim dirinya mengetahui proses adopsi kelima anak tersebut.
Selain itu, Chandri juga membantah dugaan ia mau menjual lima anak adopsinya tersebut. Menurut perempuan 60 tahun itu, dia hanya pergi berlibur ke luar negeri bersama lima anaknya. "Ini mau berangkat semua ke luar negeri, jalan-jalan. Ditulisnya mau jual anak," katanya.
Baca: Kasus Ibu Sekap Anak Angkat di Hotel, Begini Kata Polisi
Kasus ini terungkap setelah polisi mengamankan Chandri Widarta dan empat orang anak di salah satu hotel di Jakarta Pusat pada Februari 2018. Sebelumnya, polisi mendapat laporan dari warga bernama Y bahwa ada dugaan Chandri melakukan eksploitasi terhadap anak-anak tersebut.
Y mengetahui hal itu dari FA, salah satu anak yang pernah tinggal dengan Chandri. FA melarikan diri dari Chandri karena mendapat perlakuan kasar hingga tindakan penganiayaan. Berdasarkan laporan itu, polisi menyelidiki dugaan kekerasan terhadap anak dan penelantaran.