Adapun untuk melindungi warga dari kekeringan karena debit air ikut berkurang, Citra menuturkan, Depok telah membangun sumur imbuhan di beberapa lokasi. Pembangunan sumur imbuhan dilakukan sejak 2017. “Antara lain di Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Tapos,” kata Citra.
Dia mengatakan pihaknya juga terus berkoordinasi dengan dinas lain di jajaran Pemerintah Kota Depok untuk mengantisipasi musim kemarau, seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kerja sama dengan Dinas Kebersihan berupa pembuatan sumur resapan dan penanaman pohon.
Sebelumnya debit air beberapa situ atau danau di Kota Depok sudah mulai menyusut belakangan ini dan berimbas ke sumur-sumur warga. Penyusutan antara lain terjadi di Situ Cilodong dan Situ Pengasinan.
“Setelah Lebaran mulai turun debit airnya, sekitar dua jengkal penurunan permukaan air,” kata Musriadi, warga sekitar situ di Jalan Abdul Gani, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, pada saat ditemui Tempo, Kamis 19 Juli 2018. “Kalau air situ berkurang, biasanya sumur warga juga ikut kekurangan air.”
Menurut Musriadi, biasanya pada saat puncak musim kemarau dasar situ sampai terlihat. Kemarau paling parah terjadi pada 2015 ketika situ tersebut kehabisan air.
Ketua Forum Komunitas Hijau, Heri Syaefuddin, menjelaskan bahwa sejak Juni 2018 debit air di Situ Pengasinan, wilayah Sawangan, sudah mulai berkurang. Namun kondisi ini masih stabil di tengah curah hujan yang rendah seperti sekarang.
“Kalau di Pengasingan air menyusut sekitar 10 sentimeter,” kata Heri. Dia menuturkan Situ Pengasinan tidak pernah mengalami kekering an parah seperti Setu Cilodong.
Hal itu karena Situ Pengasinan memiliki pintu saluran air dari luar (inlet) yang bisa dibuka kalau debit air berkurang. “Jadi, enggak pernah kering,” demikian Heri.