TEMPO.CO, Tangerang - Polres Kota Serang berencana minta bantuan ahli bahasa untuk menerjemahkan tulisan Raja Kerajaan Ubur Ubur Aisyah Tusalamah Baiduri Intan.
Baca: Raja Kerajaan Ubur Ubur Ajak Jokowi ke Swiss Cairkan Dana
Menurut Kapolres Kota Serang Ajun Komisaris Besar Komarudin, tim penyidik kebingungan ketika memeriksa sejumlah dokumen yang disita dari Aisyah.
Selain buku tafsir Al-Qur'an cetakan ke-5 tahun 1957 dan struktur organisasi Kerajaan Ubur ubur, polisi menyita sejumlah dokumen yang sudah terjilid rapi. Dokumen tersebut berisikan tulisan tangan yang dibuat Aisyah sendiri.
Masalahnya, tulisan itu berisi kalimat campuran Indonesia, Jawa dan angka angka. Sekilas mirip rumus matematika, rumus fisika dan rumus Akuntansi.
"Sepertinya kami perlu mengundang ahli bahasa untuk menterjemahkan tulisan ini," kata Komarudin di kantornya, Rabu 15 Agustus 2018.
Komarudin mengaku tim penyidiknya sempat mencoba mengikuti alur kalimat-kalimat tersebut dan ikut juga bermain angka.
"Tapi semakin ditelaah semakin pusing, nggak ketemu maksudnya apa? Cukup banyak kata kata kunci, seperti kunci lima yang disebutkan. Apakah kunci lima itu identik dengan cetakan kelima atau apa,"ujar Komarudin.
Baca: Dua Poin Landasan MUI Serang Minta Kerajaan Ubur Ubur Dibubarkan
Kepada polisi Aisyah mengaku menulis sendiri semua dokumen itu. Kalimat itu ditulisnya berdasarkan bisikan gaib.
"Pengakuannya itu langsung dibisikkan oleh sang yang tunggal Nyi Roro Kidul," kata Komarudin.
Menurut Aisyah, ia telah menerima wangsit dari sang tunggal, untuk mencairkan uang disejumlah rekening di bank luar negeri dan Indonesia.
Aisyah yang mengklaim dirinya Raja Kerajaan Ubur ubur dan belasan pengikutnya hingga kini masih diungsikan polisi setelah santer beredar jika kelompok ini mengajarkan aliran sesat.