TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar mengendus polisi melakukan intervensi terhadap penyelenggaraan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-XVII berkaitan dengan Pemilihan Presiden 2019.
Baca: Dahnil Anzar Endus Polisi Intervensi Muktamar Pemuda Muhammadiyah
Terhadap masalah ini, Dahnil Anzar berencana untuk menyurati Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian untuk mengkonfirmasi hal tersebut. “Dugaan saya begitu, makanya nanti saya akan tanya melalui surat kepada Pak Kapolri,” ujar Dahnil di Polda Metro Jaya, Selasa, 16 Oktober 2018.
Dahnil Anzar menyebut kalau mendapat laporan bahwa ada intervensi dari pihak kepolisian ihwal Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah yang akan dilangsungkan di Yogyakarta, November 2018. Laporan tersebut ia dapat dari beberapa pimpinan daerah dan cabang Pemuda Muhammadiyah.
Menurut Dahnil Anzar, polisi menanyakan mengenai kapan Muktamar Pemuda Muhammadiyah akan dilaksanakan, apa saja yang akan dilakukan, serta siapa calon ketua umum yang akan diusung. “Bahkan ada polisi yang mendorong idealnya yang dipilih itu adalah calon A,” tutur Dahnil.
Dahnil menyebut belum mendapat data pasti soal daerah mana saja yang melaporkan kejadian tersebut. Namun, ia dapat memastikan sebagian besar daerah cabang Pemuda Muhammadiyah melaporkan hal serupa. “Hampir semua daerah kami temukan laporan itu,” ucap Dahnil Anzar.
Sebagai pemimpin organisasi itu, Dahnil Anzar sangat menyayangkan adanya dugaan intervensi oleh polisi itu. Ia pun berharap tindakan-tindakan sejenis era Orde Baru itu tak terjadi mengingat Muhammadiyah adalah organisasi yang berdiri jauh sebelum Republik Indonesia berdiri.
Baca: Hoax Ratna Sarumpaet, Polisi Cecar Dahnil Anzar 43 Pertanyaan
Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-XVII akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 24-28 November 2018 mendatang. Beberapa waktu lalu, Dahnil Anzar mengatakan pihaknya berencana mengundang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membuka Muktamar tersebut.