TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnial Aznar mengendus cara-cara polisi yang mengindikasikan intervensi terhadap Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah yang akan dilangsungkan di Yogyakarta, November 2018.
Baca juga: Hoax Ratna Sarumpaet, Polisi Cecar Dahnil Anzar 43 Pertanyaan
Menurut Dahnil Anzar, laporan tersebut ia dapat dari beberapa pimpinan daerah dan cabang Pemuda Muhammadiyah. “Teman-teman di tingkat daerah itu didatangi oleh pihak kepolisian,” kata Dahnil Anzar di Polda Metro Jaya, Selasa, 16 Oktober 2018.
Diantaranya, ujar Dahnial Anzar, polisi menanyakan tentang kapan Muktamar Pemuda Muhammadiyah akan dilaksanakan, apa saja yang akan dilakukan, serta siapa calon ketua umum yang akan diusung. “Bahkan ada polisi yang mendorong idealnya yang dipilih itu adalah calon A,” ujar Dahnil Anzar.
Laporan dari daerah itu, Dahnial Anzar menambahkan, muncul pasca pemeriksaan terhadap Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amien Rais sebagai saksi kasus hoax Ratna Sarumpaet di Polda Metro Jaya.
Dahnil Anzar menyebut belum mendapat data pasti soal daerah mana saja yang melaporkan kejadian tersebut. Namun, ia dapat memastikan sebagian besar daerah cabang Pemuda Muhammadiyah melaporkan hal serupa. “Hampir semua daerah kami temukan laporan itu,” ucap Dahnial Anzar.
Sebagai pemimpin organisasi itu, Dahnial Anzar sangat menyayangkan adanya dugaan intervensi oleh polisi itu. Ia pun berharap tindakan-tindakan sejenis era Orde Baru itu tak terjadi mengingat Muhammadiyah adalah organisasi yang berdiri jauh sebelum Republik Indonesia merdeka.
Baca juga: Bupati Bekasi dan Meikarta Dinilai Kuwalat, Kini Menuai Badai
Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-XVII akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 24-28 November 2018. Beberapa waktu lalu, Dahnil mengatakan pihaknya berencana mengundang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membuka Muktamar tersebut.