TEMPO.CO, Jakarta -Koordinator sopir angkutan kota (angkot) Tanah Abang, Abdul Rosyid, menyatakan sekitar 610 armada melewati Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang setiap hari. 610 armada itu kini kena imbas penutupan jalan.
"Pas ditutup, anak-anak (sopir angkot) rugi hampir 50 persen sehari," kata pria yang akrab disapa Ocid ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa, 30 Oktober 2018 terkait kisruh Jalan Jatibaru Raya.
Baca : Sopir Angkot Minta Anies Bikin Perjanjian Usai Gugatan Dicabut
Menurut Ocid, terdapat tiga angkot yang melintasi Jalan Jatibaru Raya. Pertama adalah angkot 08 rute Tanah Abang-Kota. Jumlah armadanya kurang lebih 260. Kedua, angkot M10 jurusan Tanah Abang-Jembatan Lima yang mencapai 200 armada. Ketiga, angkot 03 dengan dua rute, yakni Roxy-Bendungan Hilir dan Roxy-Karet. Ocid memperkirakan, jumlah angkot 03 sekitar 150.
Tiga angkot inilah yang mengalami penurunan pendapatan per hari. Ocid memaparkan, penutupan Jalan Jatibaru Raya membuat jalan di sekitar Blok A Tanah Abang macet. Mobilisasi angkot yang hanya 30 menit menjadi dua jam bila melewati Blok A. Padahal, lanjut Ocid, Blok A menjadi salah satu sumber penumpang.
"Karena saking lamanya macet, penumpang naik transportasi yang lain," ujar Ocid.
Salah satu sopir angkot, M. Ruslih, merasa pendapatannya menurun setelah Jalan Jatibaru Raya ditutup. Setengah hari narik, Ruslih bisa memperoleh Rp 100 ribu. Jam operasional angkot terbagi dua, yakni 05.00-11.00 WIB dan 11.00-20.00 WIB.
Simak juga :
Basarnas Temukan Seragam Pramugari Lion Air JT 610, Milik Siapa?
Namun kini, penghasilan Ruslih merosot 50 persen. Sebab, angkot yang mulanya melintasi Jalan Jatibaru Raya dialihkan ke jalan lain. Kalaupun melewati Jalan Jatibaru Raya, sopir harus legowo terjebak macet. "Sekarang cari Rp 100 ribu saja susah," ucap Ruslih.