TEMPO.CO, Jakarta -Memperingati Hari Toilet Sedunia atau World Toilet Day yang jatuh pada hari ini, 19 November 2018, warga DKI Jakarta masih bermasalah dengan urusan sanitasi.
Salah satu wilayah Ibu Kota yang belum masuk daerah bebas buang air besar (BAB) sembarangan atau ODF (Open Defecation Free) adalah Jakarta Barat. Juli 2018, Wakil Gubernur DKI saat itu, Sandiaga Uno menyebut hanya ada 3 dari 56 kelurahan di Jakarta Barat yang mendeklarasikan ODF.
Baca : Hari Toilet Sedunia, Ini Potret Warga Tangerang yang Suka BAB di Kali
Baca Juga:
Lurah Kota Bambu Utara, Ina Ariyani mengatakan mayoritas warganya tidak memiliki septic tank di rumah. "Kecuali yang rumah-rumah besar," kata Ina kepada Tempo, Senin, 19 Oktober 2018.
Ina mengatakan, walau tidak memiliki septic tank, semua warganya telah memiliki jamban sehingga tidak ada yang BAB di kali. Namun, tidak adanya septic tank membuat limbah dibuang langsung ke saluran air atau got di perumahan warga.
Pembuatan septic tank di Kelurahan Kota Bambu Utara dengan jumlah penduduk 29,624 orang itu disebut Ina sulit. "Karena lingkungannya padat," ucap dia.
Ina berujar, saluran air tempat warga membuang limbah BAB itu tidak pernah macet. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum ( PPSU) disebut rutin membantu membersihkan saluran air sehingga limbah bisa berhilir ke kali.
Seorang warga RT05/RW03 Kelurahan Kota Bambu Utara, Ani mengatakan, masalah dari limbah BAB di saluran air terjadi saat terjadi penyumbatan. Ani mengatakan, bau kerap muncul dari sana. Selain itu, masalah juga datang saat musim penghujan.
Simak juga :
Sidang Tuntutan Ahmad Dhani Batal, Jaksa Belum Siap untuk...
"Terganggu kalau lagi hujan, terus banjir, itu (limbah BAB) naik," kata Ani.
Warga lain, Andri, 35 tahun berharap, kegiatan pembersihan saluran air lebih ditingkatkan, termasuk sanitasi limbah toilet. "Kalau gak ada petugasnya ya kita rasakan dampaknya, kotor, sakit, anak-anak ini otomatis diare," katanya.