TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang kaki lima memanfaatkan trotoar Stasiun Gambir untuk menjual suvenir pada perhelatan reuni akbar 212, Ahad, 2 Desember 2018. Puluhan pedagang menggelar lapak dan menawarkan beragam jenis dagangan sejak pagi.
Simak juga: Peserta Reuni 212 Disuguhi Rekaman Pidato Rizieq Shihab
Barang yang ditawarkan antara lain kaus, topi, pin, bendera, hingga syal kepada para peserta aksi. "Kaus muslim.. kaus muslim..," ujar seorang pedagang bernama Abdullah, 44 tahun.
Sejumlah peserta aksi yang kebetulan lewat tergoda untuk mampir. Para pembeli itu menjajal kaus dan mencocokkan dengan ukuran tubuh. Di sela aktivitas mencoba kaus, mereka terdengar berkomunikasi dengan bahasa Jawa.
Di sisi lain, ada pembeli terlibat tawar-menawar harga dengan menggunakan bahasa Sunda. Negosiasi itu terdengar alot. Permintaan untuk menurunkan harga tak terlalu digubris oleh pedagang.
Karena tawarannya tak ditanggapi, pembeli berbahasa Sunda itu akhirnya meninggalkan pedagang. Mereka mencari alternatif suvenir lain. Memang, tak hanya kaus yang diburu. Seusai gelar reuni kelar, para peserta 212 memburu topi di sepanjang trotoar.
Abdullah, pedagang suvenir asal Bekasi, mendapat keuntungan yang lumayan. Ia menjual kaus bertuliskan dakwah yang masing-masing dibanderol seharga Rp 80 ribu. "Ya lumayanlah dari pagi," ucapnya.
Baca juga: Anies Sapa Prabowo di Reuni Akbar 212, Peserta Bersorak
Lepas tengah hari, para pedagang mulai merapikan dagangan. Mereka mencopot hanger-hanger kaus yang tergantung di rak dagangan. Para peserta reuni akbar 212 pun satu per satu terlihat mulai meninggalkan kawasan Monas.