TEMPO.CO, Jakarta - Tim Jaksa Penuntut Umum menuai caci maki usai sidang tuntutan terhadap Hercules Rosario Marshal, terdakwa premanisme penguasaan lahan, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu lalu. Mereka di antaranya disebut "Jaksa penjahat," "Gak ada dasarnya lu," "Goblok," dan "Dibayar berapa lu jaksa setan."
Baca berita sebelumnya:
Kasus Premanisme: Hercules Dituntut, Polisi Gerebek Lokasi Lain
Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Barat Patris Yusrian Jaya menanggapi cacian itu dengan santai. "Mungkin itu bagian dari ekspresi teman-teman terdakwa yang merasa tuntutan jaksa terlalu berat," kata dia kepada Tempo, Kamis 28 Februari 2019.
Yusrian hanya menekankan kepada korpsnya agar bekerja secara profesional dan proporsional dalam persidangan. Sedang keberatan seperti yang ditunjukkan para pendukung Hercules dalam sidang Rabu disarankannya disalurkan dalam pleidoi. "Biarlah menjadi porsi terdakwa dan penasehat hukum yang akan disampaikan pada persidangan berikutnya berupa pembelaan," kata dia.
Hercules Rosario Marshal tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk menjalani sidang perdana kasus premanisme. Hercules dikawal anggota kepolisian bersenjata laras panjang menuju ruang tahanan pengadilan, Rabu, 16 Januari 2019. Tempo/M Yusuf Manurung
Baca berita sebelumnya:
Di Muka Hakim dan Jaksa, Hercules: Peluru Saja Saya Tidak Takut
Hercules dituntut tiga tahun karena dinilai melanggar Pasal 170 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pelanggaran merujuk kepada pendudukan lahan yang disertai kekerasan milik PT Nila Alam di Jalan Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat.
Cacian kepada JPU dilakukan menyusul orasi Hercules dalam ruang sidang. Belum juga hakim dan jaksa meninggalkan ruangan usai persidangan itu, Hercules berseru-seru tentang NKRI, penghargaan yang pernah diterima, dan keberaniannya selama ini.
Baca:
Datang Ber-60, Begini Hercules Coba Kuasai Lahan di Kalideres
"Saya pemberani," ujar Hercules sambil menepuk dada. "Kalau tidak pemberani, negara tidak kasih penghargaan kepada saya," lanjut Hercules yang disambut riuh pendukungnya.