TEMPO.CO, Jakarta - Satu bulan sebelum target operasi, pembangunan proyek Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta Fase I per 25 Februari 2019 sudah mencapai 99,06 persen. Rencananya, MRT Jakarta akan beroperasi untuk komersil pada 24 Maret 2019.
Baca: Masyarakat Bisa Jajal MRT Jakarta Sebelum Peresmian, Begini Caranya
"99,04 persen perkembangan Depo dan bagian melayang, serta 99,08 persen untuk bagian bawah tanah," kata MRT Jakarta dalam rilis yang diterima Tempo pada Jumat, 1 Maret 2019.
Dari paparan tersebut, dekorasi interior stasiun terlihat telah selesai. Beberapa fasilitas stasiun, seperti mesin tapping untuk tiket masuk juga telah siap difungsikan.
Untuk mematangkan persiapan operasional MRT Jakarta, mulai dari 27 Februari 2019 hingga 11 Maret 2019, tengah dilakukan emergency operation simulation. Tahapan ini untuk menguji semua skenario darurat yang mungkin terjadi saat MRT mulai beroperasi.
Masinis bersiap menjalankan kereta saat uji coba pengoperasian MRT (Mass Rapid Transit) fase I koridor Lebak Bulus - Bundaran HI di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Kamis 28 Februari 2019. Tempo/Tony Hartawan
Meski target operasi tinggal sebulan lagi, hingga kini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum menetapkan tarif kereta massal itu. Soal tarif MRT Jakarta, Anies mengatakan masih digodok bersama DPRD DKI.
Pembahasan bersama DPRD, kata Anies, perlu dilakukan karena tarif MRT akan memiliki subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Ia optimistis konsultasi tarif itu tak akan membuat target operasional MRT menjadi berubah.
"Jadi, harapannya jadwal tidak berubah dan tarif pun bisa segera nanti diumumkan," ujar Anies.
Baca: Ketagihan Naik MRT Jakarta, Dubes Uni Eropa Janji Ajak Keluarganya
Mengenai perkiraan besaran tarif MRT Jakarta, Anies tak merincinya. Dia juga tak menjanjikan harga tiket akan seperti yang direkomemdasikan oleh PT MRT Jakarta, yakni sebesar Rp8.500 - Rp12.000.