TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan banjir Jakarta di beberapa wilayah bukan diakibatkan hujan yang terjadi di Ibukota. Melainkan disebabkan limpahan air dari hulu sungai yang berada di Bogor, Jawa Barat.
"Padahal Jakarta kan hujan, tapi tidak ada hujan yang luar biasa di sini. Ini adalah contoh situasi banjir karena kiriman dari Selatan," ujar Anies di Gedung BPRD, Jakarta Pusat, Jumat, 26 April 2019.
Baca : Banjir Jakarta, Anies: Petugas Nonstop Bersihkan Sampah di Pintu Air Mangggarai
Melihat fakta itu, Anies berharap pembangunan dua waduk di Kabupaten Bogor, yakni Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi, segera rampung pada Desember 2019. Sebab, menurut dia kedua waduk kering itu bisa menahan limpasan air ke Jakarta.
"Sehingga datangnya air ke Jakarta tidak melimpah tanpa terkendali. Tapi bisa dikendalikan volume aliran airnya, maka 30 persen potensi limpahan langsug akan turun," ujar Anies.
Sebelumnya, ketinggian air terus naik pada pukul 20.19 menjadi 200 sentimeter dan puncaknya pada pukul 20.28, mencapai 220 sentimeter atau sudah tergolong Siaga di bendungan Katulampa, Bogor. Kondisi ini terjadi pada Kamis malam, 25 April 2019.
Dampak kiriman air dari Bogor mulai terasa pada Jumat dini hari tadi. Banjir merendam sebagian wilayah Jakarta karena air Kali Ciliwung meluap.
Simak juga :
Banjir Akhir April, BPBD DKI Sebut Ada 17 Titik di Jaksel dan Jaktim
Kepala UPT Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta M Ridwan mengatakan luapan air Kali Ciliwung akan melewati 13 wilayah, di antaranya Srengseng Sawah, Rawajati, Pengadegan, Cikoko, Pejaten Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Balekambang, Cililitan, Bidara Cina, Kampung Melayu dan Manggarai.
Selain itu sebagian warga RT 01 RW 06 Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mengungsi di sepanjang Jalan Cililitan-Condet akibat banjir Jakarta yang mencapai 2,5 sampai 3 meter yang merendam permukiman mereka sejak Jumat pagi, 26 April 2019 pukul 05.00 WIB.