TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi ojek online mitra Go-Jek memilih 'siaga' terhadap perubahan tarif yang diberlakukan perusahaan aplikator tersebut. Mereka belum membatalkan sepenuhnya rencana mogok nasional yang rencananya dilakukan hari ini, Senin 6 Mei 2019.
Baca:
Jawab Ancaman Mogok, Go-Jek Bantah Tak Jalankan Tarif Baru
"Kami lihat dulu. Kalau tarif turun lagi, kami di rumah saja enggak narik," kata mitra Go-Jek, Deny Hermanto, saat ditemui di kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Senin 6 Mei 2019.
Rencananya, Deny akan terlibat dalam mogok nasional memprotes Go-Jek yang dituding tak mengikuti aturan batas bawah dan atas ketetapan Menteri Perhubungan. Tapi rencana mogok sejak Pukul 6 pagi selama 12 jam itu tak terealisasi. "Tadi pagi nyoba ternyata tarif Go-Ride tetap (tidak turun)," ujar Deny.
Pengemudi ojek online mitra Go-Jek lain, Iyo, berpendapat sama. Iyo menyampaikan biaya jasa untuk mengantar penumpang dengan jarak 0-5 kilometer tetap di angka Rp 8 ribu. Alhasil, dia mengurungkan niat menonaktifkan aplikasi Go-Ride. "Enggak jadi (mogok). Tadinya dikirain tarif turun ternyata enggak," ucap Iyo.
Baca:
Reaksi Pengguna Ojek Online Soal Tarif Naik: Kasihan Sopirnya
Bukan hanya Iyo dan Deny, tapi ada cukup banyak pengemudi ojek online yang aktif bekerja di kawasan yang sama. Mereka bergerombol menunggu penumpang di bahu jalan sekitaran Stasiun Palmerah, baik yang mengarah ke Senayan atau Pejompongan.
Rencana mogok nasional diungkap Ketua Umum Perkumpulan Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia (PPTJDI) Igun Wicaksono sehari sebelumnya. Dia mengatakan, tarif Go-Ride se-Indonesia turun lagi menjadi Rp 1.900 per kilometer atau lebih rendah dari batas bawah zona tarif yang ditetapkan Menteri Perhubungan.
"Kami komunikasikan dulu kepada regulator atau kemenhub. Kami berharap tidak turun lagi karena kalau ada turun lagi, kami akan aksi massa lagi," katanya ketika dihubungi kembali Senin 6 Mei 2019.
Baca:
Pengemudi Ojek Online Go-Jek Ancam Mogok Nasional 12 Jam
Sebelumnya, Vice President Corporate Affairs Go-Jek, Michael Say, membantah pemberlakuan penurunan tarif menjadi Rp 1.900 per kilometer. Yang terjadi, Michael berujar, perusahaan memang memberikan diskon-diskon untuk penumpang Go-Ride selama masa uji coba penerapan tarif baru. Alasannya, tiga hari pertama tarif baru berlaku, perusahaan melihat adanya penurunan order jasa ojek online.
KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Senin 6 Mei 2019, Pukul 13.33 WIB, untuk menambahkan keterangan terbaru dari PPTJDI.