TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa anggota PPK Cilincing dalam kasus penghilangan suara dalam pemilihan legislatif 2019, Khoirul Rizqi Attamami, harus mundur dari pekerjaannya di sekolah menengah demi menjalani perkara hukum yang menyeretnya. Khoirul mengatakan permohonannya untuk mengambil cuti ditolak.
Sebab, dia sudah cuti selama 10 hari untuk mengurus pemilu 2019 lalu. Khoirul dilantik sebagai anggota PPK Cilincing pada Januari 2019.
"Awalnya saya minta izin tapi karena saya kebanyakan absen di situ saya dilarang," kata Khoirul saat ditemui usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juli 2019.
Hari ini, Khoirul membacakan pembelaan atau pledoi atas kasus dugaan penghilangan jumlah suara di Kecamatan Cilincing. Dalam pledoinya, Khoirul menyebut harus kehilangan mata pencaharian yang menjadi pemasukan bagi keluarganya.
Khoirul terbeban untuk membantu biaya sekolah keempat adiknya. "Saya tidak tau ke depannya kalau harus jauh dari mereka," kata dia.
Menurut Khoirul, keluarganya pun harus menanggung beban atas perkara yang menjeratnya. Psikologis keluarga, kata dia, jadi terganggu.
Ibunya khawatir dengan masa depannya. "Setiap malam ibu saya menangis sampai-sampai dia berkata rela ditahan untuk masa depan saya," kata Khoirul. Padahal Khoirul baru saja lulus dari sebuah universitas pada akhir 2018.
Pada Desember 2018, dia langsung mendaftar sebagai anggota PPK setelah melihat informasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Saat ini saya harus kehilangan semua pekerjaan, nama baik, dan masa depan. Ibu bapak, maafkan saya," ucap pria 24 tahun ini sambil terisak.
Khoirul adalah salah satu terdakwa yang diduga terlibat menghilangkan jumlah suara calon legislatif (caleg) DPRD DKI. Terdakwa terdiri dari 10 anggota PPK Koja dan Cilincing. Jaksa menuntut mereka dengan hukuman satu tahun penjara.
Laporan dugaan penghilangan suara oleh PPK itu sebelumnya dilaporkan oleh Caleg DPRD DKI Nomor Urut 1 dari Partai Demokrat H. Sulkarnain dan Caleg DPRD DKI Nomor Urut 5 Partai Gerindra M. Iqbal Maulana. Sulkarnain protes lantaran suaranya diduga berpindah ke caleg Demokrat lain.