TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pencari suaka di eks gedung Kodim di Kalideres, Jakarta Barat, kembali bertambah pasca pembagian bantuan uang tunai dan dilewatinya tenggat pengosongan tempat penampungan itu. Mereka yang baru datang mendirikan tenda-tenda baru hingga memicu konflik dengan pencari suaka lainnya yang sudah lebih dulu berada di sana dan memilih bertahan maupun dengan warga sekitar.
Koordinator lapangan untuk lokasi penampungan pencari suaka Kalideres, Kartiwan, mengatakan, pencari suaka yang kembali ke Kalideres sempat memasang tenda di trotoar Jalan Bedugul, pada Minggu malam 8 September 2019. Namun tenda-tenda baru itu dipaksa masuk ke dalam gedung eks Kodim oleh anggota Polsek Kalideres agar tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
Dijauhkan dari warga sekitar, para pencari suaka yang datang lagi itu kemudian memaksa membuat tenda di dalam gedung. "Aturannya, mereka kan sudah mendapat uang, tenda mereka harus di samping luar gedung. Tapi tenda-tenda baru mereka malah masuk di dalam. Ditanya kenapa, mereka selalu bilang uangnya tidak cukup," ujar Iwan, Senin 9 September 2019.
Iwan mengatakan beberapa pencari suaka yang menolak bantuan uang dan menetap di penampungan tersebut akhirnya merasa terganggu. Mereka merasa kenyamanannya terampas.
Anak-anak para pencari suaka di penampungan menunggu air untuk minum karena sudah tidak ada lagi bantuan dari UNHCR. Jumat, 6 September 2019. TEMPO/Muh Halwi.
Oleh karenanya, petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja giliran menertibkan tenda-tenda baru itu, menggesernya ke luar gedung. Selain itu, bantuan makanan untuk mereka yang bertahan harus dihentikan sementara.
Iwan menjelaskan pencari suaka baik lajang maupun sudah berkeluarga yang datang kembali notabene sudah mendapat bantuan dana bulanan dari Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
"Sepakatnya jatah makan untuk 390 orang pencari suaka, hitungannya sudah pas," katanya sambil menambahkan, "Setelah dilaporkan ke atasan, kami sepakat tidak memberi makanan karena bisa memicu keributan, dan yang seharusnya dapat jatah bisa tidak dapat."