TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pencari suaka bertekad tak akan hengkang dari kawasan depan Menara Ravindo, tempat kantor UNHCR berada, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka menyatakan akan tetap berada di sana hingga Badan Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi itu menepati janjinya.
"Kami akan di sini sampai UNHCR memberikan bantuan, mereka sudah janji," ujar Ali, salah seorang pencari suaka yang Tempo temui, Rabu 18 September 2019.
Ali dan sejumlah rekannya yang berasal dari Afganistan telah menempati lokasi tersebut sejak sepekan terakhir. Mereka kerap berkumpul di trotoar jalan pada siang hari, sedangkan pada malam hari mereka mendirikan tenda untuk tidur.
"Kalau tidur di tenda, malam kami buat tenda," ujarnya.
Ali mengatakan tenda tersebut didirikan di parkiran depan gedung-gedung perkantoran di Kebun Sirih pada malam hari, salah satunya di parkiran Bank Gamon. Menjelang pagi, kata dia, tenda tersebut dibongkar kembali agar tidak mengganggu.
Dia menyatakan awalnya sempat mendapat pelarangan mendirikan tenda di sana. Namun belakangan diperbolehkan.
"Mungkin karena kasihan, lalu dibolehkan," tambahnya.
Sedangkan untuk makan, kata Ali pencari suaka hanya mendapatkan bantuan dari warga-warga yang melintas di Jalan Kebun Sirih. Pemberian warga itu dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pencari suaka yang lain.
Menurut dia, jumlah pencari suaka yang di Jalan Kebun Sirih sekitar 30 orang. Mereka kembali ke karena tidak mempunyai tempat lain, mereka sebelumnya diungsikan ke bekas Gedung Kodim Kalideres.
Para pencari suaka ini pada akhir Agustus lalu sebenarnya sudah diusir pula dari bekas Gedung Kodim, Kalideres, oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saat itu, mereka pun mendapatkan bantuan sebesar Rp 1,2 juta per kepala keluarga dari UNHCR. Bantuan itu dimaksudkan agar para pencari suaka mencari rumah sewaan masing-masing.
Selain itu, UNHCR disebut sempat menjanjikan bantuan sebesar Rp 2 juta untuk biaya hidup. Namun hingga saat ini sejumlah pencari suaka mengaku janji tersebut tak juga terwujud.