Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta, Hoaks dan Dugaan dalam Kasus Ambulans DKI Bawa Batu

image-gnews
Kondisi kaca mobil ambulans yang diduga membawa batu serta bensin saat peristiwa kerusuhan antara pelajar dengan kepolisian di Gardu Tol Pejompongan, Gatot Subroto, Jakarta, Kamis dinihari, 26 September 2019. Polda Metro Jaya akhirnya mengklarifikasi informasi tentang mobil ambulans milik Pemprov DKI Jakarta dan Palang Merah Indonesia yang diduga membawa batu serta bensin di sekitar lokasi demonstrasi.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kondisi kaca mobil ambulans yang diduga membawa batu serta bensin saat peristiwa kerusuhan antara pelajar dengan kepolisian di Gardu Tol Pejompongan, Gatot Subroto, Jakarta, Kamis dinihari, 26 September 2019. Polda Metro Jaya akhirnya mengklarifikasi informasi tentang mobil ambulans milik Pemprov DKI Jakarta dan Palang Merah Indonesia yang diduga membawa batu serta bensin di sekitar lokasi demonstrasi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus mobil ambulans DKI yang disebut membawa batu menjadi perbincangan hangat oleh warganet di tengah-tengah demonstrasi pelajar pada Rabu, 25 September lalu. Pegiat media sosial Denny Siregar mengunggah sebuah video melalui akun Twitter pribadinya @dennysiregar7 pada Kamis dini hari, 26 September 2019 sambil menuliskan kalimat: "Hasil pantauan malam ini.. Ambulans pembawa batu ketangkep pake logo @DKI Jakarta," tulis Denny.

Tidak lama berselang, aku Twitter @TMCPoldaMetro juga mengunggah video 'ambulans bawa batu' itu. Walau pada akhirnya, video dan cuitan polisi tersebut dihapus setelah warganet merespons kejadian tersebut. Mereka mempertanyakan di mana batu yang disebut-sebut seseorang dalam video itu. Memang keberadaan batu hanya disebutkan tanpa ada potongan gambar yang memperlihatkannya.

"Polri mengamankan 5 kendaraan ambulans Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di Pejompongan," ujar @TMCPoldaMetro melalui Twitter.

Berikut rangkuman mengenai fakta dan hoaks terkait ambulans bawa batu itu:

1. Hoaks: Ambulans Pemprov DKI dan PMI membawa batu

Polda Metro Jaya membawa lima unit mobil ambulans ke kantornya saat kerusuhan melanda sekitar gedung DPR RI pada Rabu malam, 25 September lalu. Satu di antaranya adalah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan sisanya kepunyaan Palang Merah Indonesia atau PMI. Selain itu, tiga petugas medis ambulans dan 31 petugas ambulans PMI dibawa ke Polda.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Komisaris Besar Argo Yuwono mengakui ada kesalahpahaman dari anggota Brimob yang menyebut bahwa ambulans itu membawa batu. Menurut Argo, para perusuh ternyata masuk ke dalam ambulans dengan membawa kardus yang berisi batu, kembang api dan bom molotov. Mereka disebut sedang mencari perlindungan dari kejaran polisi. Sehingga saat Brimob menghentikan ambulans, ada batu dan barang-barang lain bukan medis di dalamnya.

"Anggapan dari anggota Brimob di sana diduga mobil itu yang digunakan untuk perusuh. Tapi ternyata perusuh yang masuk ke mobil untuk mencari perlindungan dengan membawa batu, bom molotov dan kembang api," ujar Argo kantornya, Kamis, 26 September 2019.

Semua petugas medis ambulans yang sempat ditahan Polda Metro Jaya akhirnya dipulangkan. Mereka tidak terbukti membawa batu saat menjalankan tugasnya.

2. Fakta: Polisi sebut ada batu dalam ambulans

Walau telah salah menuding, polisi tetap kukuh memang ada batu dalam ambulans yang disitanya. Selain batu, ada pula bom molotov, kembang api hingga bensin yang dibawa oleh tiga orang perusuh berinisial A, RL dan YG ke dalam ambulans. Para tersangka disebut bukan pelajar yang melakukan unjuk rasa, melainkan warga.

"Tiga orang ini berlindung dalam ambulans," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi Ario di kantornya, Kamis, 26 September 2019.

Barang bukti yang ditemukan di mobil ambulans saat demonstrasi ditunjukkan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Polda Metro Jaya mengakui adanya kesalahan informasi soal Ambulans DKI yang dituding membawa batu pada kerusuhan Kamis dini hari tadi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suyudi menjelaskan kasus ini bermula saat anggota Brimob diserang oleh sejumlah orang. Saat itu, demonstrasi oleh pelajar di gedung DPR RI berujung rusuh. Bahkan, Pos Polisi Pejompongan dibakar oleh massa. Polisi kemudian mengejar para tersangka dan mendapatkannya di dalam mobil ambulans.

"Pasukan brimob yang ada di sekitar Pejompongan melihat ketiganya ini melakukan penyerangan," kata Suyudi.

Saat konferensi pers, polisi juga menunjukkan kardus yang isinya merupakan barang bukti seperti batu, bom molotov, kembang api dan bensin tersebut. Namun, barang-barang itu memang tidak terlihat dalam video yang sebelumnya diunggah @TMCPoldaMetro.

3. Dugaan: Petugas medis ambulans dianiaya Brimob

Dalam siaran pers yang ditandatangani Ketua PMI Jakarta Timur Krisdianto serta dinyatakan langsung oleh Kepala Markasnya, E Komalasari, dugaan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap tim medis dalam ambulans terungkap. Komalasari menjelaskan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.30 di depan lobby menara BNI, Pejompongan. Saat itu, tim medis sedang mengobati korban kerusuhan.

Tak jelas penyebabnya, menurut pernyataan resmi itu, aparat Brimob menyantroni mobil ambulans secara tiba-tiba. Dengan dalih sedang melakukan sweeping, aparat Brimob tersebut langsung membuka paksa pintu ambulans dan menarik serta memukul seorang korban yang sedang mendapat pertolongan pertama.

Menurut keterangan tersebut, aparat Brimob langsung melakukan sweeping ke ambulans tersebut karena mencurigai adanya batu dan bensin yang disimpan pendemo di dalam ambulans. Tak berhenti sampai di situ, anggota Brimob disebut merusak ambulans hingga kaca belakang pecah dan berhamburan ke dalam.

"Oknum Anggota Brimob melayangkan pukulan dengan tongkat kayunya kepada semua tim medis PMI yang ada di dalam ambulans. Petugas PMI terkena pukulan di bagian kepala, bahkan salah satu perawat kami jatuh tersungkur ke belakang stretcher karena didorong dan kemudian diinjak oleh salah satu oknum Anggota Brimob," tulis pernyataan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Edy Pramono menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jumat 27 September 2019. Pertemuan itu untuk membahas masalah salah tangkap ambulans DKI dan juga kondisi Jakarta yang belakanga dipenuhi demonstrasi. Tempo/Imam Hamdi

Dua orang petugas PMI juga disebut sempat ditarik keluar paksa dari ambulans. Aparat tersebut pun melakukan pemecahan kaca samping kiri ambulans.

"Beberapa petugas kesehatan PMI mengalami tindakan kekerasan dari oknum Anggota Brimob, seperti dipukul, ditendang, ditonjok, ditarik oleh oknum Anggota Brimob dan ada beberapa yang ditarik oleh marinir justru diselamatkan ke belakang gedung," tulis pernyataan itu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyatakan bahwa petugas medis ambulans DKI yang sempat ditahan di Polda Metro Jaya mengalami luka-luka. Namun, ia tak menceritakan awal muasal luka tersebut. "Ada luka di kepala, luka di kaki. Tapi kejadiannya bagaimana dan lain-lain kami masih belum bisa ngobrol," kata Anies di Balai Kota pada Jumat, 27 September 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kompolnas Minta Klarifikasi Polda Metro Jaya Soal Penggelapan Mobil Bos Rental yang Tewas di Sukolilo Pati

1 jam lalu

Satreskrim Polresta Pati menggelar olah TKP di lokasi amuk massa yang menewaskan bos rental mobil di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. POLRESTA PATI
Kompolnas Minta Klarifikasi Polda Metro Jaya Soal Penggelapan Mobil Bos Rental yang Tewas di Sukolilo Pati

Kompolnas mendesak Polres Metro Jakarta Timur selidiki kasus penggelapan mobil meski Burhanis sebagai pelapor sudah meninggal.


Polisi: Uang Palsu Rp 22 Miliar Belum Sempat Beredar

8 jam lalu

Barang bukti Rp 22 miliar uang palsu siap edar pecahan Rp 100 ribu yang diamankan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 15 Juni 2024 di Srengseng, Jakarta Barat. Dok. Istimewa
Polisi: Uang Palsu Rp 22 Miliar Belum Sempat Beredar

Polda Metro Jaya mengungkap pembuatan uang palsu di sebuah kantor akuntan di kawasan Srengseng,


Kasus Ibu Cabuli Anak: Hasil Pemeriksaan Tersangka R tidak Ada Gangguan Psikologis

10 jam lalu

Konpers Polda Metro Jaya terkait Tindak Lanjut Penanganan tersangka R (22) , ibu yang melakukan tindak asusila terhadap anaknya yang masih berumur 3 tahun. Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Jihan
Kasus Ibu Cabuli Anak: Hasil Pemeriksaan Tersangka R tidak Ada Gangguan Psikologis

Polisi merilis hasil pemeriksaan psikologi terhadap R, 22 tahun, tersangka di kasus ibu cabuli anak kandung.


Kasus Ibu Cabuli Anak, Polisi Masih Cari Pelaku yang Minta R dan AK Buat Video Porno di Facebook

11 jam lalu

Konpers Polda Metro Jaya terkait Tindak Lanjut Penanganan tersangka R (22) , ibu yang melakukan tindak asusila terhadap anaknya yang masih berumur 3 tahun. Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Jihan
Kasus Ibu Cabuli Anak, Polisi Masih Cari Pelaku yang Minta R dan AK Buat Video Porno di Facebook

Kasus ibu cabuli anak kandung yang dilakukan oleh tersangka R dan AK masih berlanjut.


Hari Raya Idul Adha, Polda Metro Jaya Kurbankan 155 Sapi dan 37 Kambing untuk Masyarakat

23 jam lalu

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto saat hendak mengikuti solat Idul Adha di Stadion Presisi Polda Metro Jaya pada Senin, 17 Juni 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Hari Raya Idul Adha, Polda Metro Jaya Kurbankan 155 Sapi dan 37 Kambing untuk Masyarakat

Pada momen Idul Adha 1445 H, Polda Metro Jaya mengurbankan 155 sapi dan 37 kambing.


Tiga Orang Pembuat Uang Palsu Ditangkap di Sebuah Kantor Akuntan Publik di Jakbar

1 hari lalu

Barang bukti Rp 22 miliar uang palsu siap edar pecahan Rp 100 ribu yang diamankan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 15 Juni 2024 di Srengseng, Jakarta Barat. Dok. Istimewa
Tiga Orang Pembuat Uang Palsu Ditangkap di Sebuah Kantor Akuntan Publik di Jakbar

Polisi menyita uang palsu dalam pecahan Rp 100 ribu sebanyak Rp 22 miliar yang siap untuk diedarkan. Ditangkap di kantor akuntan publik di Jakbar.


Salat Iduladha di Polda Metro Jaya, Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin jadi Khatib

1 hari lalu

Polda Metro Jaya menggelar salat Idul Adha 1445 Hijriah di Stadion Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 17 Juni 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Salat Iduladha di Polda Metro Jaya, Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin jadi Khatib

Kapolda, Wakapolda, beserta jajaran Polda Metro Jaya menghadiri salat iduladha pada pagi hari ini di Stadion Presisi Polda Metro Jaya.


Polisi Imbau Warga Jakarta Tidak Takbir Keliling Menyambut Idul Adha

2 hari lalu

Ilustrasi Takbiran. ANTARA
Polisi Imbau Warga Jakarta Tidak Takbir Keliling Menyambut Idul Adha

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ari Syam Indradi mengimbau masyarakat untuk tidak mengikuti takbir keliling pada momen Idul Adha.


Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Eks Rektor Universitas Pancasila Ke Tahap Penyidikan, Ini Kilas Balik Kasusnya

2 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (kiri) didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Eks Rektor Universitas Pancasila Ke Tahap Penyidikan, Ini Kilas Balik Kasusnya

Polda Metro Jaya naikkan kasus dugaan pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno ke tahap penyidikan.


Eks Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Tahu Kasusnya Naik Penyidikan dari Medsos

2 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (kiri) didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Eks Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Tahu Kasusnya Naik Penyidikan dari Medsos

Edie Toet mengatakan dirinya belum pernah dipanggil untuk diperiksa di tahap penyidikan. Namun, ia mengklaim akan berkomitmen menghormati hukum