TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan Ahmad Widianto diduga menjadi korban pembajakan aplikasi percakapan WhatsApp. Dia mengungkap ada orang lain mengaku sebagai dirinya lalu meminta-minta dana kepada orang-orang yang dalam daftar kontaknya.
"Jadi ada orang menggunakan nomor telepon lain mengatasnamakan saya dan menggunakan foto profil WhatsApp saya," kata Ahmad saat dihubungi, Senin 7 Oktober 2019.
Menurut Ahmad orang yang menggunakan nomor lain dan mengaku-ngaku dirinya itu meminta uang sebanyak Rp 5 juta kepada kontak yang ada di nomornya. Mereka yang dimintai uang lalu mencari konfirmasi kepadanya.
"Saya pastikan itu tidak benar, ada yang menggunakan nomor lain tapi atas nama saya," ujarnya.
Ahmad menduga, pembajakan terkait peristiwa paa Sabtu 5 Oktober lalu. Saat itu dia mengaku tak bisa menggunakan akun media sosial Facebook. Saat itu pula dia menemukan orang lain mengaku sebagai dirinya.
"Saya juga tidak begitu mengerti teknologi sekarang, tapi setelah saya coba lagi keesokan harinya, berhasil login dan langsung mengubah password," katanya.
Saat ini, Ahmad menyatakan masih menunggu perkembangan jika ada korban lain dari si pembajak. "Saya belum lapor, masih saya monitor kebetulan saya lagi di luar kota," katanya.
Kasus pembajakan aplikasi WhatsApp pernah dialami Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad. Dua pelakunya telah ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan pada Juli lalu.
Pelaku terungkap membajak kontak WhatsApp Toriq dengan menginstal aplikasi mengirim pesan tersebut menggunakan nomor telepon Toriq. Dia lalu meminta kode verifikasi kepada korbannya dengan alasan verifikasi percakapan. Setelah berhasil, pelaku menjelajah di daftar kontak yang ada.