"Saya membuat laporan cepat karena munculnya video yang mereka sendiri ambil" kata Ninoy. Dia menambahkan, "Data, informasi, fakta seperti CCTV yang sudah diperlihatkan kepada saya itu makin membuktikan penetapan tersangka sudah mengikuti mekanisme hukum."
Ninoy Karundeng diduga disekap dan dianiaya hingga hampir dibunuh oleh sejumlah orang di Masjid Al Falaah, Pejompongan Barat, Jakarta Pusat, pada 30 September hingga 1 Oktober lalu. Pelaku juga merekam video yang menampilkan anggota relawan Jokowi itu tengah diinterogasi dengan wajah lebam. Video berdurasi 2 menit 42 detik kemudian viral di media sosial dan tersebar di grup-grup percakapan WhatsApp.
Anggota DKM Al Falaah, Iskandar menyebut tak ada pemukulan Ninoy Karundeng di dalam rumah ibadah tersebut. Iskandar mengatakan kalau pemukulan terjadi di jalan raya di depan masjid. “Masak masjid dijadikan tempat penyekapan, gak masuk akal itu. Masjid itu tempat ibadah," ujar dia kepada Tempo, Senin 7 Oktober 2019.
Menurut Iskandar, sejumlah massa memang memukuli Ninoy di jalan raya. Melihat hal tersebut, lanjut dia, beberapa orang berinisiatif untuk menyelamatkan Ninoy dengan membawanya ke dalam masjid. Ia menyebut kalau Masjid Al Falah memang menjadi posko medis tempat pengobatan bagi korban luka dan sesak nafas dalam kericuhan demonstrasi 30 September lalu.
Begitu Ninoy Karundeng sudah masuk ke area masjid, lanjut Iskandar, pintu gerbang ditutup. Ia juga menegaskan kalau selepas itu tak ada lagi pemukulan dan tidak memperlakukan Ninoy secara khusus. “Kami tidak tahu dia siapa yang jelas ditolong dulu karena lebam-lebam,” kata Iskandar.