Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uang Beli Senjata Api, Saksi Tegaskan Hubungan Habil dan Kivlan

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) disaksikan Menko Polhukam Wiranto (kiri) dan Kepala KSP Moeldoko (kanan) menunjukkan barang bukti senjata api saat menyampaikan konferensi pers perkembangan pascakerusuhan di Jakarta dini hari tadi, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. ANTARA
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) disaksikan Menko Polhukam Wiranto (kiri) dan Kepala KSP Moeldoko (kanan) menunjukkan barang bukti senjata api saat menyampaikan konferensi pers perkembangan pascakerusuhan di Jakarta dini hari tadi, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Satu terdakwa kepemilikan senjata api ilegal dalam kerusuhan 22 Mei lalu, Helmi Kurniawan alias Iwan, mengungkap perintah dari Kivlan Zen untuk membeli senjata. Iwan lalu membeli senjata dengan uang Rp145 juta pemberian mantan Kepala Staf Kostrad berpangkat mayjen itu.

"Jadi yang saya terima Rp145 juta itulah yang saya gunakan untuk membeli senjata," kata Iwan saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 31 Oktober 2019.

Iwan dihadirkan sebagai saksi memberatkan untuk terdakwa politikus PPP Habil Marati dalam perkara yang sama. Habil, Iwan, dan Kivlan sama-sama terseret perkara kepemilikan senjata api ilegal. Jaksa mendakwa Habil sebagai penyedia dana pembelian senjata tersebut.

Menurut Iwan, Kivlan memintanya membeli senjata untuk bersiap menghadapi kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Merasa yunior di dunia militer, Iwan mengaku menurut. "Saya percaya penuh dengan mantan pimpinan senior saya," ucap dia.

Karena itulah, Iwan bertemu Kivlan untuk bersama menukarkan uang 15 ribu dolar Singapura ke jasa penukaran uang atau money changer. Uang itu, menurut Iwan, adalah dana untuk membeli senjata api.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iwan kemudian memegang dana segar Rp151,5 juta yang merupakan hasil tukar tersebut. Sedang Kivlan mengambil Rp6,5 juta untuk membayar upah staf. Dengan begitu, Iwan memiliki modal Rp145 juta guna membeli senjata api.

Dengan uang itu Iwan memesan sepucuk senjata kaliber 38 dan dua pucuk senjata laras pendek. "Menurut keterangan (Kivlan), itu uang dari Habil Marati," kata eks anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu.

Tersangka kasus makar dan kepemilikan senjata api ilegal, Habil Marati, sebelumnya membantah memberikan uang sebesar Sing$ 15 ribu kepada Kivlan Zen untuk membeli senjata api. Habil menyebut hanya menyerahkan Sing$ 4 ribu dan Rp 50 juta secara bertahap. 

Menurutnya pula,  Kivlan meminta Rp 50 juta untuk survei bahaya bangkitnya komunis, kegiatan supersemar dan pengkajian kembali Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. "Saya tidak pernah memberikan 15 ribu dolar kepada Kivlan. Norak itu, bohong itu," kata Habil Marati saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa, 10 September 2019.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Polisi Pastikan Pelaku Aksi Koboi di Jalan Tol David Yulianto Pakai Senjata Ilegal

5 jam lalu

Tersangka David Yulianto menyampaikan permintaan maaf kepada publik setelah melakukan aksi koboi jalanan dengan menganiaya dan menodongkan senjata airsoft gun ke pengemudi taksi online.
Polisi Pastikan Pelaku Aksi Koboi di Jalan Tol David Yulianto Pakai Senjata Ilegal

David Yulianto, pelaku yang menodongkan air gun kepada sopir taksi online di jalan tol kawasan Tomang, Jakbar dipastikan memakai senjata ilegal.


Polisi Tangkap 3 Pelaku Perampokan Toko Ritel Bersenjata, 1 Tewas

3 hari lalu

Ilustrasi uang. Sumber: Gulf Daily News
Polisi Tangkap 3 Pelaku Perampokan Toko Ritel Bersenjata, 1 Tewas

Menurut Hengki perampokan sudah dilakukan di sembilan toko ritel kawasan Jakarta.


Nindy Ayunda Bakal Diperiksa Hari ini soal Dugaan Sembunyikan Dito Mahendra

5 hari lalu

Penyanyi Nindy Ayunda usai memenuhi panggilan Komnas Perempuan, Jakarta, Selasa 16 Februari 2021. Untuk diketahui Askara suami Nindy  ditahan di Polres Jakarta Barat kasus penyalahgunaan narkoba dan kepemilikan senjata api ilegal. TEMPO/Nurdiansah
Nindy Ayunda Bakal Diperiksa Hari ini soal Dugaan Sembunyikan Dito Mahendra

Bareskrim Polri akan memeriksa Nindy Ayunda, dalam perkara dugaan menyembunyikan Dito Mahendra pada Jumat, 26 Mei 2023.


Diduga Sembunyikan Dito Mahendra, Nindy Ayunda Diperiksa Bareskrim Jumat ini

7 hari lalu

Penyanyi Nindy Ayunda usai memenuhi panggilan Komnas Perempuan, Jakarta, Selasa 16 Februari 2021. Untuk diketahui Askara suami Nindy  ditahan di Polres Jakarta Barat kasus penyalahgunaan narkoba dan kepemilikan senjata api ilegal. TEMPO/Nurdiansah
Diduga Sembunyikan Dito Mahendra, Nindy Ayunda Diperiksa Bareskrim Jumat ini

Pada Sabtu kemarin, polisi menggeledah dua rumah milik pengusaha Dito Mahendra, kekasih dari penyanyi Nindy Ayunda. Menemukan beberapa senjata.


Bareskrim Buka Kemungkinan Tersangka Lain di Kasus Dito Mahendra

8 hari lalu

Pihak swasta Mahendra Dito Sampurno, seusai menjalani pemeriksaan, setelah tiga kali mangkir untuk memenuhi panggilan penyidik, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin, 6 Februari 2023. Mahendra merupakan pelapor dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh artis Nikita Mirzani yang menjadikan tersangka. TEMPO/Imam Sukamto
Bareskrim Buka Kemungkinan Tersangka Lain di Kasus Dito Mahendra

Bareskrim mengatakan kemungkinan ada tersangka lain apabila ada pihak-pihak yang terbukti menyembunyikan Dito Mahendra yang saat ini buron.


Penembakan Massal di New Mexico, Seorang Remaja Tembak Mati 3 Orang

14 hari lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Penembakan Massal di New Mexico, Seorang Remaja Tembak Mati 3 Orang

Remaja berusia 18 tahun menembak mati tiga orang dan melukai enam lainnya dalam penembakan massal, sebelum ditembak hingga tewas oleh polisi.


Penembakan Massal di Serbia: Warga Serahkan 3.000 Senjata Api dalam 2 Hari

19 hari lalu

Orang-orang menyalakan lilin di dekat sekolah setelah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menembaki siswa dan staf lain di sekolah di Beograd, Serbia, 3 Mei 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Penembakan Massal di Serbia: Warga Serahkan 3.000 Senjata Api dalam 2 Hari

Warga Serbia menyerahkan lebih dari 3.000 senjata api ilegal dalam amnesti senjata pasca-penembakan massal di sekolah dan desa


Pasca-Penembakan Massal, Warga Serbia Serahkan Lebih dari 3000 Senjata Ilegal

20 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Pasca-Penembakan Massal, Warga Serbia Serahkan Lebih dari 3000 Senjata Ilegal

Pemerintah Serbia memberikan amnesti kepada warganya yang menyerahkan senjata-senjata ilegal yang dimiliki tanpa mencemaskan tuntutan.


Koboi Jalan Tol Pakai Airsoft Gun, Tak Sembarang Bisa Memilikinya Kecuali Penuhi Syarat Ini

21 hari lalu

Ilustrasi Airsoft Gun. shutterstock.com
Koboi Jalan Tol Pakai Airsoft Gun, Tak Sembarang Bisa Memilikinya Kecuali Penuhi Syarat Ini

Airsoft gun adalah senjata yang diproduksi atau dibuat menyerupai senjata api asli. Bagaimana syarat memilikinya?


Menolak Lupa Pembunuhan Marsinah, 30 Tahun Lalu Ditemukan Tewas di Hutan Nganjuk

23 hari lalu

Simpatisan dari Partai Buruh membentangkan poster wajah Marsinah saat berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 1 Mei 2023. Aksi yang dikuti ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja tersebut di antaranya menuntut agar pemerintah mensejahterakan buruh serta merubah ketentuan di UU Cipta Kerja tentang kesejahteraan buruh. ANTARA FOTO/Moch Asim
Menolak Lupa Pembunuhan Marsinah, 30 Tahun Lalu Ditemukan Tewas di Hutan Nganjuk

Marsinah, buruh pabrik jam tangan ditemukan tewas mengenaskan pada 8 Mei 1993. Hingga 30 tahun berlalu, pembunuhnya masih belum terungkap.