Soal prestasi, William tercatat pernah meraih Student Research Award Tanoto Foundation pada tahun 2015, Juara 1 PKM-Penelitian FHUI, dan pada 2017 meraih Juara 3 Consdraft MPR RI.
4. Membongkar Anggaran Mencurigakan Pembelian Lem Aibon di Pemprov DKI.
Setelah beberapa pekan dilantik menjadi anggota dewan, William segera memulai seoak terjangnya di DPRD DKI Jakarta. Pada akhir Oktober 2019, ia membuat geger masyarakat karena temuannya soal anggaran lem aibon di rancangan plafon anggaran 2020 DKI Jakarta.
Dalam temuannya itu, Pemprov DKI menganggarkan pembelian lem aibon sebesar Rp 82,8 miliar, yang belakangan nilainya bertambah mencapai Rp 127 miliar menurut penghitungan ICW.
Fraksi PSI DPRD DKI banjir kiriman papan bunga berisi ucapan dukungan setelah mengungkap anggaran janggal DKI, Senin 4 November 2019. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ
Langkah William itu menjadi pintu yang membuka terungkapnya anggaran-anggaran tak masuk akal lainnya, seperti pembelian pulpen Rp 123 miliar, helm proyek senilai Rp 34,2 miliar, penghapus cair Rp 31,6 miliar, cat tembok Rp 18,9 miliar, meja tulis Rp 105,3 miliar serta kaca bening Rp 18,5 miliar.
Aksi William itu dituding beberapa pihak hanya ingin mencari sensasi. Ia bahkan disebut tengah mencari panggung sebagai politikus muda. Namun, ia membantah seluruh tudingan itu.
"Justru saya bantu publish anggaran-anggaran itu dan kami gak mencari sensasi," kata William.
Selain mendapat tudingan, William Aditya Sarana juga dilaporkan oleh warga Jakarta bernama Sugiyanto dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat ke Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta. Alasannya, William diduga telah melanggar kode etik sebagai anggota dewan.