TEMPO.CO, Jakarta -Nama William Aditya Sarana tengah menjadi perbincangan di masyarakat saat ini usai aksinya mempublikasikan ke publik anggaran janggal pembelian lem Aibon di rancangan APBD 2020.
William Aditya Sarana juga dikenal anggota termuda DPRD DKI periode 2019-2024. Berikut ini merupakan profil singkat dari William yang Tempo rangkum.
1. Anggota Termuda DPRD DKI Jakarta
Saat terpilih menjadi anggota dewan, William masih berusia 23 tahun alias yang paling muda di antara semua anggota legislatif. Bahkan dalam profil caleg saat pemilu lalu, status William tertulis sebagai pelajar.
Dikutip dari laman resmi DPRD DKI Jakarta, www.drpd-dkijakartaprov.go, William lahir di Jakarta, 2 Mei 1996. Pria yang tinggal di Kalideres, Jakarta Barat, ini pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok. Ia masuk kuliah di UI pada 2014 dan lulus pada Agustus 2019.
Adapun William terpilih di Daerah Pemilihan (Dapil) 9 Jakarta Barat (Kalideres, Cengkareng dan Tambora). Di sana, dia berhasil meraup sebanyak 12.295 suara.
2. Miliuner di Usia Muda.
Di usianya yang masih terbilang muda, William ternyata adalah seorang miliuner. Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang William laporkan ke KPK saat maju sebagai caleg, tercatat harta milik William adalah Rp 1,5 miliar.
Harta William itu terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain satu unit rumah dengan luas tanah 27,35 meter persegi dan bangunan sebesar 22,6 meter persegi di kawasan Depok, Jawa Barat. Dalam catatan di LHKPN, nilai aset itu sekitar Rp 500 juta.
Harta selanjutnya adalah mobil jenis Toyota Yaris tahun 2013 senilai Rp 80 juta, perhiasan sebanyak Rp 6 juta, dan uang kas berupa tunai dan elektronik sebanyak Rp 1 miliar.
3. Aktif dan Berprestasi Saat di Kampus.
Selama 4 tahun menempuh pendidikan di kampus UI, William aktif di berbagai organisasi dan berprestasi. Beberapa kegiatan fakultas dan universitas William pernah tekuni.
Beberapa kegiatan itu, antara lain menjadi Ketua Mahkamah UI pada tahun 2017, Anggota Kongres UI, Legal Intern Sekretariat Kabinet, dan Legal Intern Mahkamah Konstitusi. Organisasi ini memungkinkan mahasiswa merasakan bekerja di lingkungan hukum profesional.