TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengatakan pelaku penyiraman cairan kimia, Vindra Yuniko, diduga melakukan aksinya karena kurang mendapat perhatian dari kakak perempuannya.
Vindra yang melakukan penyiraman itu terhadap tujuh orang perempuan di tiga lokasi berbeda itu telah ditangkap polisi pada Jumat, 15 November lalu. "Kenapa korbannya perempuan semua? Karena kakaknya perempuan," kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono di Markas Polda Metro Jaya, Senin, 18 November 2019.
Gatot mengatakan keterangan itu diperoleh dari tersangka sendiri. Vindra mengaku pernah dirawat di rumah sakit akibat jatuh dan mengalami luka di kepalanya. Namun kakaknya kurang memberikan perhatian.
"Tapi kita masih mendalami apakah itu motif yang sebenarnya atau tidak. Penyidik masih bekerja," kata Gatot.
Polisi kemudian meminta keterangan dari kakak korban untuk mengklarifikasi pernyataan tersangka. Namun kakak tersangka membantah pernyataan Vindra "Sudah dicek sama penyidik kita, kakaknya itu memperhatikan," kata Gatot.
Gatot mengatakan, polisi masih memeriksa tersangka secara intensif, termasuk pemeriksaan psikologinya. "Ini kita masih lakukan pemeriksaan psikologi, hasilnya belum keluar. mungkin nanti malam atau besok sudah keluar untuk itu," ujarnya.
Dalam pengakuan lainnya, Vindra sempat mengaku frustrasi dengan masa lalunya, yakni pernah jatuh dari lantai tiga dan tidak punya biaya berobat. Rasa frustrasinya itu berkembang dan membuatnya ingin orang lain merasakan penderitaannya. Hal itulah yang mendorongnya untuk melakukan penyerangan dengan soda api.
Dalam pemeriksaan, polisi juga mengetahui bahwa pelaku hobi bermain game online di ponselnya. Namun polisi belum menemukan keterkaitan antara hobi dan aksinya. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan tersangka Vindra negatif mengonsumsi narkoba.
Warga Jakarta Barat sebelumnya digegerkan dengan empat peristiwa penyiraman cairan kimia. Kasus pertama terjadi di Jakarta Barat pada 3 November 2019, namun dalam peristiwa ini tidak ada korban dalam kasus ini dan korban juga tidak melapor ke polisi.
Kasus kedua dialami dua siswi SMPN 229 Jakarta Barat, Aurel dan Prameswari yang sedang berjalan kaki di Jalan Kebon Jeruk Raya pada Selasa, 5 November 2019. Disusul kemudian penyiraman cairan kimia kepada seorang nenek pedagang sayuran di Taman Aries, Meruya Utara, Kembangan pada Jumat, 8 November lalu.
Selanjutnya kejadian penyiraman cairan kimia menimpa enam siswi SMPN 207 Kembangan. Mereka menjadi korban penyiraman cairan kimia sepulang sekolah di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat pada Jumat, 15 November lalu. Polisi kemudian bergerak cepat dengan memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian dan berhasil mendapat gambar tersangka Vindra.
M. JULNIS FIRMANSYAH