TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menerangkan alasan timnya dapat dengan cepat mengungkap penyiraman cairan kimia terhadap siswi sekolah di kawasan Jakarta Barat. Gatot mengatakan sempat kesulitan mengungkap identitas pelaku karena minimnya saksi.
"Yang pertama laporan itu ada di Kebon Jeruk, di sana kami mendapatkan sedikit sekali saksi dan keterangan," ujar Gatot di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin sore, 19 November 2019.
Berlanjut ke peristiwa penyiraman kedua pada 8 November 2019, Gatot juga menerangkan polisi kesulitan mengungkap identitas tersangka. Sebab, kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian tak begitu jelas merekam kejadian.
"Baru pada tanggal 15 November itu CCTV-nya sangat jelas, didukung lagi banyak saksi menunjuk kepada pelaku ini. Sehingga dengan cepat kami bisa mengungkapkannya," ujar Gatot.
Setelah kejadian penyiraman kepada 6 siswi SMPN 207 pada Jumat 15 November 2019, polisi segera merilis sketsa wajah pelaku. Besoknya, polisi berhasil menangkap pelaku yang bernama Vindra Yuniko.
Diberitakan dalam satu pekan terakhir, tiga peristiwa penyiraman cairan kimia telah terjadi di wilayah Jakarta Barat. Namun dalam pemeriksaan, terungkap bahwa Vindra sudah melakukan aksi tak terpujinya sebanyak 4 kali.
Namun pada aksi yang pertama kali tersangka lakukan, tak ada korban terluka. Sebab cairan kimia berupa campuran soda api dan air yang disiramkan tak begitu kuat sehingga tak melukai korbannya.
"Campuran air dan soda apinya itu sedikit, sehingga tidak berdampak pada korban dan tidak ada yang melapor," kata Gatot.
Saat ini Vindra masih ditahan di Polda Metro Jaya dan menjalani sejumlah pemeriksaan. Polisi sampai saat ini masih mencari tahu motif pelaku melakukan aksinya.