TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjung Djakarta Warehouse Project atau DWP 2019, Wulan, menilai tudingan adanya narkoba dan seks bebas dalam acara musik itu tidak masuk akal. Sebab, menurut dia, pengunjung bakal menikmati alunan musik DWP, bukan melakukan perbuatan tak senonoh seperti seks bebas.
"Yang saya lihat enggak ada narkoba. Kalau minuman iya. Seks bebas lebih enggak masuk akal sih ya," kata Wulan saat ditemui di lokasi DWP, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat malam, 13 Desember 2019.
Wulan sendiri menikmati lantunan musik electronic dance music atau EDM ketika DWP dimulai. Dia menyebutnya dengan pesta. Sudah tiga kali perempuan 25 tahun ini ikut DWP karena kesukaannya pada musik EDM.
Pengunjung lain, Fari, membenarkan memang ada konsumsi minuman beralkohol. Namun, dia tak tahu-menahu ada peredaran atau penggunaan narkoba apalagi seks bebas di DWP.
Fari sudah dua kali mengikuti DWP, yakni pada 2016 dan tahun ini. "Orang lebih mendengarkan musik," ujar dia.
Sebelumnya, sejumlah ormas Islam berencana demo di JIExpo Kemayoran selama tiga hari berturut-turut perhelatan DWP 2019. Humas aksi dari Gerakan Pemuda Islam atau GPI Jakarta Raya, Rahmat Himran, menyebut mereka menolak acara musik yang mendatangkan disc jockey (DJ) itu karena dianggap perbuatan dosa atau maksiat. "Setiap tahun kami menyusup dalam acara tersebut," ujar Rahmat. "Para penikmat maksiat akan berkumpul JIExpo Jakarta dan melakukan pesta baik itu seks bebas maupun narkoba dan kegiatan minuman keras".
Akan tetapi, kemarin massa tak kunjung datang hingga pukul 20.09 WIB. DWP yang dimulai pukul 18.00 WIB pun berjalan. Polisi yang ditugaskan untuk mengamankan demo membubarkan diri sekitar pukul 18.15 WIB.