TEMPO.CO, Depok – Eko Sutriyo, 21 tahun anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau Banser NU yang mengalami persekusi di Pondok Pinang, Jakarta Selatan mengaku tidak memiliki masalah apapun saat perjalanan.
“Saya hanya melintas, dan tiba-tiba ada seorang pemuda mepet motor saya dan suruh berenti,” kata Eko kepada Tempo, Sabtu, 14 Desember 2019.
Eko mengatakan saat itu ia dan seorang temannya hendak menuju Masjid Al Muhajirin, Komplek Deplu, Cipadu, Tangerang untuk tugas pengamanan Maulid Nabi yang dihadiri oleh Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq. “Kejadiannya hari Selasa, kurang lebih pukul 15.00, saya yang menggunakan sepeda motor diberhentikan di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,” kata dia.
Seorang pria, kata Eko, langsung memaki dirinya dan temannya dengan perkataan kasar, “Dia mengatakan bahwa saya itu monyet, kafir,dan anjing,” ujarnya l.
Bukan hanya itu, menurut Eko, pemuda itu juga mengaku kalau dirinya merupakan jawara Pondok Pinang. “Saya tidak tahu permasalahannya apa, tiba-tiba aja saya diberhentiin,” kata dia.
Kejadian persekusi yang dilakukan seorang pria kepada dua orang anggota Banser ini sempat viral di media sosial dalam bentuk video berdurasi 1 menit 2 detik. Dalam video itu, Eko dan seorang temannya masih mengenakan seragam Banser lengkap dengan badge Banser Kota Depok. Kejadian yang erjadi pada Selasa 10 Desember sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Ciputat Raya I Nomor 61, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu direkam sendiri oleh pelaku.
Pasca kejadian, dua anggota Banser tersebut kemudian melapor kepada Ketua Banser NU Jakarta Selatan yang kemudian bersama Ketua Banser NU melapor ke Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan. Polisi kemudian bergerak cepat untuk menangkap pelaku hanya dalam tempo 48 jam. Polisi menangkap HA di tempat persembunyiannya di wilayah Sawangan, Depok, Jawa Barat, Kamis 12 Desember 2019.