TEMPO.CO, Bogor - Ribuan warga dari 11 desa yang berada di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor memilih mengungsi meninggalkan kampung halaman. Salah seorang warga dari Desa Siberani, Soleh 52 tahun, mengatakan alasan mengungsi karena ancaman bencana longsor terus mengintai.
"Tanah di kami masih terus bergerak. Warga saat ini tinggal di mesjid," ucap Soleh saat ditemui di posko bantuan Desa Jayaraharja, Ahad malam, 5 Januari 2020.
Soleh menyebut warga mengungsi secara bertahap dan terbagi menjadi beberapa kelompok. Warga yang meninggalkan desa lebih dulu, kata Soleh, karena merasa takut berlama-lama di kampung.
Sementara kelompok lainnya memilih menunggu cuaca lebih kondusif agar saat melintas bukit dan hutan merasa aman tanpa ada kekhawatiran longsor susulan. "Soalnya hujan tidak berhenti dari (Ahad) pagi. Ini saja reda pas magrib," kata Soleh.
Kepala Desa Jayaraharja, Unus Maulana, mengatakan semua desa di Kecamatan Sukaharja terkena dampak bencana longsor. Namun ada lima desa yang terdampak paling parah. Unus menyebut desa itu ialah Harakatjaya, Jayaraharja, Cileuksa, Urug, dan Pasir Madang. "Semua warganya dalam kondisi memprihatinkan. Namun sebagian desa sudah bisa dibuka akses jalannya," kata Unus.
Selain itu, lanjut Unus, warga sudah menyampaikan permintaan bantuan langsung kepada pemerintah daerah, seperti bupati, pemerintah pusat, Menteri PUPR dan Kepala BNPB saat meninjau lokasi Ahad siang.
Ia menyebut wilayah yang paling parah terdampak longsor akan direlokasi atau membuat perkampungan baru. Namun Unus berharap pemerintah bisa membangunkan desa baru di daerah yang betul-betul aman. "Iya, kata Pak Menteri (PUPR) kami akan dipindahkan atau buat perkampungan baru," ucap Unus.
M.A MURTADHO