Bangunan pertama merupakan kompleks ruko yang terdiri dari tiga nomor, yakni 58, 59, dan 60. Namun, ketiga ruko itu terlihat kosong dan terbengkalai dengan pagar tertutup.
Di halaman ruko bercat krem kusam terlihat beberapa spanduk yang bertuliskan dijual atau disewakan lengkap dengan nomor telepon pemiliknya. Dari hasil wawancara singkat Tempo dengan pemilik nomor telepon di spanduk didapatkan informasi bahwa ketiga bangunan sudah kosong selama dua tahun.
"Penyewa sebelumnya perusahaan mebel. Mereka pindah karena sudah punya toko sendiri," ujar Putri, saat dihubungi Tempo.
Beralih ke bangunan dengan nomor 60 lainnya, Tempo malah mendapati sebuah bangunan toko tua yang bersebelahan dengan toko bahan kimia dan toko panci. Pintu besi lipat berwarna cokelat di bagian depan bangunan tertutup dan tak ada aktivitas di dalamnya.
Marwan, warga setempat, mengatakan bahwa bangunan itu adalah toko buku. Saat ini toko sudah tak lagi beroperasi karena pemiliknya terkena serangan stroke. "Bukan PT ini. Saya juga tidak pernah dengar nama PT Bahana di sini," kata dia.
Polemik alamat PT Bahana Prima Nusantara ini mencuat setelah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyoroti perusahaan pemenang tender revitalisasi Monas. PSI DKI Jakarta menyebut alamat PT Bahana Prima Nusantara yang ada di dalam gang sangat tidak meyakinkan.
M JULNIS FIRMANSYAH