TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Jakarta Iman Satria kecewa dengan pengerjaan rehabilitasi SMKN 24 Jakarta Timur. Menurut Iman, ada yang salah dengan pengerjaan rehabilitasi itu.
"Saya sudah berkali-kali bilang ini bukan tempat anak-anak kambing, ini anak-anak sekolah, manusia. Tolong para kontraktor kalau bekerja yang betul pakai perasaan, pakai hati nurani lah," kata Iman usai meninjau SMKN 24 Jakarta Timur, Jalan Bambu Hitam, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung.
Iman heran dengan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut. Sebab, atap bangunan sekolah yang ambruk pekan lalu itu baru selesai diperbaiki 2019. Itu artinya, dia melanjutkan, bangunan sekolah baru dipakai satu tahun.
Politikus Partai Gerindra ini menyebut, kontraktor seharusnya memperhatikan pemasangan atap dan jenis material. Iman berujar rehabilitasi menggunakan APBD DKI tahun anggaran 2018 senilai sekitar Rp 2 miliar.
"Ya kalau kayak begini baru satu tahun, coba kalau kamu baru bangun satu tahun apa yang ada dalam pikiran kamu? Ada yang salah berarti kan," tutur dia.
Hari ini Komisi E mengecek bangunan sekolah yang runtuh. Dewan yang hadir antara lain Iman dan Rani Mauliani dari Gerindra, Mohammad Arifin dan Muhammad Thamrin dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta Anggara Wicitra Sastroamidjojo dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sebelumnya, atap di delapan ruang kelas SMKN 24 Jakarta Timur runtuh pada Jumat dinihari, 21 Februari 2020 pukul 02.45 WIB. Bangunan ini total memiliki 12 ruang kelas yang merupakan satu rangkaian konstruksi. Bangunan yang runtuh ini terletak di sisi timur SMKN 24 Jakarta Timur. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Dari pantauan Tempo, telah terpasang garis polisi alias police line di bangunan yang berada di bagian paling belakang kawasan sekolah ini. Atap-atap kelas lantai dua terbuka. Puing-puing sisa reruntuhan masih tampak di beberapa titik.