TEMPO.CO, Jakarta - Antrean penumpang Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta di Stasiun Dukuh Atas mulai berkurang sejak pukul 10.00, Senin, 16 Maret 2020. Antrean ke pintu masuk Stasiun MRT Dukuh Atas itu sempat mengular sejak pukul 06.00.
"Antrean panjangnya sampai 50 meteran. Itu ada lima baris penumpang," kata petugas keamanan yang membantu mengatur penumpang di pintu masuk D Stasiun MRT Dukuh Atas.
Ia menuturkan penumpukan terjadi karena MRT Jakarta mengurangi jumlah keberangkatan Ratangga untuk mencegah penularan virus corona. Setiap petugas yang masuk pun harus menjalani pemeriksaan suhu dan mencuci tangan dengan hand sanitizer di dekat pintu masuk stasiun.
Stasiun Dukuh Atas, kata dia, mendapatkan kuota 200 penumpang setiap rangkaian. Kuota penumpang di setiap stasiun, kata dia, berbeda.
"Kami persilakan masuk dan jaga jarak antar penumpang yang antre. Ayo bisa masuk lima orang-lima orang," kata petugas keamanan menggunakan pengeras suara.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona alias Covid-19, jumlah penumpang yang berada di stasiun MRT akan dibatasi. Tak hanya itu, pembatasan juga akan dilakukan untuk jumlah penumpang dalam tiap gerbong kereta MRT.
“Tujuannya adalah mengurangi potensi interaksi yang dekat yang ada potensi penularan,” kata Anies dalam siaran langsung akun Facebook resmi Pemprov DKI Jakarta, pada Ahad, 15 Maret 2020.
Menurut Anies, gerbong kereta MRT yang mulanya dapat diisi sampai 300 orang per gerbong akan dibatasi menjadi 60 orang setiap gerbongnya. Di setiap pintu masuk stasiun MRT, lanjut Anies, Pemprov juga akan menyediakan petugas pemeriksa suhu para penumpang.
“Bagi mereka yang ditemukan memiliki suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius, akan ditempatkan di ruang tertentu untuk ditangani lebih jauh,” ujar Anies.