TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah DKI Jakarta mengusulkan memangkas anggaran belanja subsidi transportasi imbas wabah Corona saat ini.
Dalam pemaparannya kepada anggota dewan, pemerintah DKI bakal mereduksi subsidi untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Mass Rapid Transit (MRT), dan PT Lintas Rel Terpadu (LRT).
"Subsidi transportasi dikurangi 50 persen," demikian bunyi dalam dokumen DKI yang disampaikan dalam rapat pimpinan gabungan dewan hari ini, Selasa, 5 Mei 2020, terkait dampak wabah Corona tersebut.
Dengan begitu, subsidi untuk transjakarta dari Rp 3,29 triliun menjadi Rp 1,97 triliun. Sementara subsidi MRT merosot dari Rp 825 miliar menjadi Rp 412,5 miliar. Subsidi LRT menurun dari Rp 439,62 miliar menjadi Rp 219,81 miliar.
Tak hanya itu, pemerintah DKI turut merasionalisasi belanja subsidi pangan dan septic tank. Subsidi pangan dari Rp 1,01 triliun dikurangi 50 persen menjadi Rp 568,86 miliar. Untuk subsidi septic tank senilai Rp 10 miliar dinolkan.
Karena itu, total belanja subsidi yang semula ditetapkan dalam APBD 2020 Rp 5,57 triliun diusulkan menjadi Rp 3,17 triliun. Nilai yang dirasionalisasikan adalah Rp 2,4 triliun. Sebab, realisasi anggaran hingga 14 April sudah mencapai Rp 783,03 miliar.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menyampaikan, pendapatan daerah hingga akhir tahun diprediksikan terjun bebas 53,65 persen. Itu artinya dari target pemasukan kas semula Rp 87,95 triliun menjadi Rp 47,18 triliun.
Penurunan ini akibat pandemi Covid-19 alias wabah Corona yang melanda Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Menurut Suhaimi, prediksi tersebut masih bisa berubah tergantung pada apakah angka penularan virus Corona segera melandai atau justru meningkat.
"Artinya, kalau kondisinya semakin tinggi (artinya buruk) otomatis kondisinya semakin rumit kan. Tapi kalau menurun, ya berarti bisa naik lagi APBD-nya," jelas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.