Misi baru
Sebelum terkena Covid-19 pun sebenarnya Aryo telah aktif melakukan hal-hal untuk mendukung lingkungannya terhindar dari virus yang menyerang sistem pernafasan itu.
Ia mengajak tiga temannya yang merupakan pemuda aktif di lingkungannya untuk membuat tempat-tempat cuci tangan di setiap titik-titik masuk menuju lingkungannya yang merupakan pemukiman padat penduduk itu.
"Saya juga sosialisasi di Puskesmas dekat rumah saya, sebelum ada arahan tempat cuci tangan. Saya sama teman saya, pakai masker, menyemprotkan hand sanitizer ke pengunjung Puskesmas mengingatkan agar rajin cuci tangan, biar tidak kena Covid-19," kata Aryo.
Usai menjadi penyintas Covid-19, Aryo mengaku dirinya memang sempat kecewa kepada warga sekitar, namun dia semakin semangat ingin menyosialisasikan beragam hal tentang Covid-19.
Misinya saat ini di RW-nya tidak ada lagi keluarga pasien Covid-19 yang mengalami perundungan.
Ia memulai pendekatan kepada keluarga yang masih menjalani isolasi mandiri karena Covid-19.
"Saya sempat datangi keluarga lain yang kena Covid-19, mereka juga takut. Tapi begitu saya bilang, saya mau bantu keluarga itu jika ada kebutuhan yang perlu diantarkan mereka akhirnya menerima," kata Aryo.
Langkah lainnya, ia memaksimalkan tren media sosial dengan melakukan siaran langsung.
"Saya sempat bersama selebgram diwawancara juga. Saya live, saya buka kondisi dan cerita saya sama penonton . Saya mau membuka pandangan baru bahwa pasien Covid-19 ini bukan aib. Dari situ mungkin orang-orang di lingkungan saya melihat dan mulai komunikasi sama saya," kata Aryo.
Dari komunikasi itu, Aryo mengetahui bahwa status positif Covid-19 masih tertera di situs corona.jakarta.go.id .
"Mungkin dari situs itu orang-orang masih ngira saya positif. Karena di situ kan terlihat berapa kasus dalam satu kelurahan. Padahal cuma tercantum umur dan jenis kelamin tapi orang-orang mengira saya masih positif. Mungkin dari situ juga orang-orang jadi masih takut," kata Aryo.
Ia berharap dengan segera status Covid-19 di situs itu cepat dihapuskan karena saat ini dirinya telah sembuh.
Selanjutnya, ia berharap juga agar para pemilik kekuasaan di wilayahnya dapat membantu idenya untuk kembali menggalakkan sosialisasi pencegahan dan penanganan Covid-19 sehingga tak ada lagi stigma buruk bagi keluarga yang terkait virus yang merebak pertama kali di Negeri Tirai Bambu itu.
"Saya sebenarnya sangat berharap ide saya ini bisa sampai ke birokrasi lebih tinggi. Saya mau banget. Namun karena saya pernah berkomunikasi dengan RW setempat namun tidak direspons, ya saat ini saya cari cara lain," kata Aryo.