Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Epidemiolog Minta DKI Waspadai Lonjakan Covid-19 Saat New Normal

Reporter

image-gnews
Anggota Ditsamapta Polda Metro Jaya melakukan sosialisasi protokol kesehatan di Pasar Pagi Asemka, Jakarta Barat, Rabu, 27 Mei 2020. Sosialisasi protokol kesehatan di sektor niaga tersebut untuk menuju tatanan normal baru sehingga masyarakat dapat dan terbiasa menjalankan protokol yang telah ditetapkan pemerintah. ANTARA
Anggota Ditsamapta Polda Metro Jaya melakukan sosialisasi protokol kesehatan di Pasar Pagi Asemka, Jakarta Barat, Rabu, 27 Mei 2020. Sosialisasi protokol kesehatan di sektor niaga tersebut untuk menuju tatanan normal baru sehingga masyarakat dapat dan terbiasa menjalankan protokol yang telah ditetapkan pemerintah. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi, Syahrizal Syarif, mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus penularan virus corona saat penerapan kebijakan new normal atau kenormalan baru. "Bila DKI Jakarta dalam situasi wabah saat ini sudah ingin melakukan pelonggaran maka harus siap dengan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus," kata Syahrizal melalui pesan singkat, Senin, 1 Juni 2020.

Untuk melonggarkan pembatasan sosial atau PSBB Jakarta saat data penularan masih tinggi, kata dia, pemerintah mesti menyiapkan beberapa aspek. Ia menyebut Pemprov harus menyiapkan dukungan deteksi dini laboratorium diagnostik, surveilans epidemiologi, dan kesiapan fasilitas kesehatan. "Ketiga aspek itu harus menjadi perhatian," tutur Syahrizal. 

Syahrizal melihat upaya pemerintah menahan arus balik mudik lebaran belum maksimal. Sebab, banyak pemudik kembali datang ke ibu kota melalui jalur-jalur alternatif dan sampai ke tempat tujuan. "Justru sebetulnya pergerakan internal di dalam kota yang melonggar secara logika lebih berdampak pada peningkatan kasus," ujarnya.

Menurut dia, kenormalan baru merupakan standar minimal bila menyebut PSBB Jakarta sebagai standar esensial. Jika konsep new normal akan diterapkan, kata Syahrizal, penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer dan menjaga jarak serta menghindari pengumpulan masa merupakan hal baru yang tidak bisa ditawar. "Tidak ada standar di bawah minimal," tuturnya. 

Lebih jauh, Syahrizal menjelaskan, konsep new normal merupakan penerapan perilaku tertentu sebagai upaya tetap menjaga atau menurunkan laju penularan Covid-19 sampai vaksin tersedia di pasaran. Sejauh ini, menurut dia, kebijakan PSBB Jakarta telah berdampak pada penurunan kasus Covid-19 baru yang dilaporkan harian di DKI.

Hal itu terlihat dari perhitungan angka reproduksi aktual SARS-CoV 2 (Rt) yang menurun, meski belum di bawah satu. Penurunan ini dipercaya karena terjadi pengurangan pergerakan di masyarakat hingga 60-70 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, kata dia, situasi kemudian berubah dengan narasi new normal dan rencana pelonggaran. "Ditambah suasana lebaran Idul Fitri. Terjadi pergerakan masyarakat yang sulit dibendung dan arus mudik dari berbagai jalur alternatif," ujarnya. 

DKI Jakarta, ujar Syahrizal, merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 yang terkonfirmasi terbanyak. Bahkan, jika dihitung insiden kumulatifnya, tetap menjadi provinsi tertinggi risikonya di Indonesia dengan 67 kasus per 100.000 penduduk.

Bandingkan dengan risiko di Jawa Timur yang menempati wilayah dengan kasus konfirmasi nomor dua terbanyak. Namun jika dibagi dengan jumlah penduduknya yang mencapai 39 juta penduduk maka dari sisi risiko hanya menempati ranking 11 dengan 10 kasus per 100.000 penduduk sesuai data pada 28 Mei 2020.

Syahrizal menyatakan perlu kesiapan yang matang untuk menerapkan new normal. "Normalitas baru dalam berbagai kegiatan belajar, bekerja, dan beribadah tentunya mempunyai indikator masing-masing," ujar epidemiolog asal Universitas Indonesia ini. 

IMAM HAMDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 jam lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

15 jam lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

22 jam lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa