TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara mendatangi beberapa rumah warga di RW 05, 06, dan 012 yang baru kembali dari kampung halaman tapi tak memegang surat izin keluar masuk atau SIKM Jakarta.
Lurah Pejagalan, Ichsan Fiedaosy, menyebut para warga tersebut diminta menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Petugas, kata Ichsan, juga menempelkan stiker di depan rumah pemudik untuk menandakan bahwa warga tersebut telah mudik ke daerah zona merah yang rawan terjadi penularan Covid-19.
"Pemudik akan langsung menjalani isolasi mandiri selama 14 hari kedepan. Biaya kebutuhan pokok selama masa karantina akan ditanggung oleh mereka sendiri karena mereka telah melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," kata Ichsan dalam keterangan tertulis di laman utara.jakarta.go.id pada Rabu, 3 Juni 2020.
Ichsan mengatakan pemantauan terhadap para pemudik yang sudah tiba kembali di wilayah Pejagalan akan terus dilakukan. Ia mengatakan pemudik harus menjalani masa karantina dan menerapkan protokol kesehatan.
"Saat ini, kami sedang berjuang melawan Covid-19 dan semua aturan PSBB harus dipatuhi agar penyebaran Covid-19 dapat terhenti. Oleh karena itu, kami akan pantau para pemudik yang sudah tiba di wilayah Pejagalan untuk segera menjalani masa karantina dan menerapkan protokol kesehatan," kata Ichsan.
Masih di wilayah Jakarta Utara, empat keluarga di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, diharuskan mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari lantaran tak memiliki SIKM saat kembali ke Jakarta usai mudik.
Lurah Papanggo, Maryono, mengatakan keempat keluarga yang berlokasi di RT 02/06, 001/07, dan 005/10 itu masing-masing berasal dari Pemalang dan Solo, Jawa Tengah, serta Madura, Jawa Timur.
Mereka tiba di Ibu Kota pada Sabtu dan Ahad, 30 serta 31 Mei 2020. Tetangga sekitar, kata Maryono, diminta untuk turut membantu memenuhi kebutuhan hidup jika keempat keluarga itu memerlukan bantuan. Maryono mengatakan kalau keempat keluarga tersebut juga diminta menjalani tes kesehatan di rumah sakit terkait Covid-19.