Semakin banyak yang diperiksa memang bakal berpotensi makin tinggi kasus baru yang ditemukan. Dengan melakukan tracing atau penelusuran kasus diharapkan bisa menekan penyebaran wabah ini. "Kami sekarang menggenjot tes itu."
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, memprediksi angka reproduksi efektif (Rt) virus corona di Ibu Kota bakal kembali di atas satu. Tri menyarankan pemerintah segera menghentikan masa PSBB transisi dan kembali mengambil langkah kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang lebih ketat.
"Kalau transisi ini masih diteruskan maka puncak penularan virus akan lebih lama. Sebab, usaha menyetop secara maksimal terhenti dengan memulai memasuki transisi new normal," kata Tri saat dihubungi, Kamis, 11 Juni 2020.
Tri menghitung angka penularan Covid-19 di DKI Jakarta, bakal kembali meningkat karena angka harian telah tembus di atas 100 kasus baru. Angka reproduksi bisa dihitung dari total penularan selama sepekan.
Puncak penularan corona di DKI sempat menyentuh 700 selama sepekan pada Maret lalu. Angka tersebut perlahan menurun hingga Mei yang menyentuh 500 kasus baru per pekan dan awal Juni kemarin yang mencapai 400 per pekan.
Jika melihat angka rata-rata penularan corona pada pekan pertama masa PSBB transisi, kata dia, maka terlihat bahwa puncak penularan di Jakarta terjadi kembali karena ditemukan lebih dari 100 kasus baru per hari. "Angka ini menunjukkan reproduksi meningkat. Sebab, kembali ke puncak," ujar Tri.
Pada hari pertama masa PSBB transisi angka kasus baru Covid-19 mencapai 102 orang. Lalu secara berturut-turut pada hari selanjutnya bertambah 160, 96, 234, 147, dan 129 orang. "Baru lima hari saja pada pekan pertama masa transisi telah mencapai lebih dari 700 kasus baru. Artinya, Rt pasti bertambah karena datanya seperti puncak penularan," ucapnya.