Anggaran CSR
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf menambahkan, sebetulnya penataan Waduk Sunter sudah dilakukan sejak 2019, namun belum dilakukan secara menyeluruh. Dari total luas 2.400 meter persegi, pihaknya baru menata Waduk Sunter seluas 1.400 meter persegi dengan alokasi dana Rp40 miliar.
Sementara untuk penataan waduk seluas 1.000 meter persegi lagi dengan nilai Rp30 miliar, rencananya akan dilakukan pada 2020 ini. Namun karena adanya pemfokusan kembali anggaran untuk Covid-19, maka pengerjaan memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terpaksa tertunda.
"Tapi alhamdulillah setelah kemarin (Ahad, 19/7) hasil kunjungan pak Wagub ke Waduk Sunter, rencananya proyek akan dilanjutkan memakai anggaran CSR," kata Juani.
Juaini mengatakan, penataan pada 2019 meliputi pengerukan waduk, revitalisasi kolam pemancingan, pembangunan lintasan lari, tempat permainan anak-anak dan ampiteater atau gelanggang terbuka. Lalu untuk penataan yang terakhir, DKI akan membangun lokasi binaan (lokbin) untuk pedagang UMKM di sana.
Selama ini, kata dia, keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang bertumpuk di sana cenderung menimbulkan kesan kumuh di Waduk Sunter.
"Kami sangat mengharapkan dukungan dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara untuk merelokasi pedagang (PKL) yang ada di lokasi tersebut, nanti kalau sudah dibuatkan warungnya kami akan kembalikan ke lokasi semula," ucapnya.