TEMPO.CO, Jakarta -Pemimpin Redaksi Metro TV Arief Suditomo mengatakan karyawannya, Yodi Prabowo, bukan seseorang yang bermasalah di kantor.
Menurut Arief, laporan mengenai pribadi Yodi itu ia dapatkan dari atasan langsung korban.
"Saya tidak pernah mendengar (Yodi) pernah ada masalah sama sekali. Karena Yodi bukan tipe-tipe karyawan yang problematik (bermasalah)," kata Arief di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Juli 2020.
Mengenai para karyawan Metro TV yang diperiksa untuk menjadi saksi, Arief mengatakan hanya mendapat laporan mengenai materi pemeriksaan saja. Mengenai perkembangan hasil penyelidikan, ia mengklaim tak tahu menahu.
"Masalahnya kami kan tidak mendapatkan report penyidikan, jadi kami intinya memberikan support kepada Polda," kata Arief.
Penyelidikan kasus pembunuhan karyawan Metro TV Yodi Prabowo hari ini tepat memasuki pekan kedua. Namun, pihak kepolisian sampai sekarang belum menangkap pelakunya.
Beberapa upaya seperti mengecek CCTV, mengecek sidik jari dan DNA di Puslabfor Mabes Polri, mengerahkan anjing pelacak, hingga memeriksa 34 saksi sudah dilakukan polisi. Namun, pelaku pembunuhan terhadap editor Metro TV itu masih misteri.
Mayat Yodi pertama kali ditemukan warga di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel, pada Jumat, 10 Juli 2020. Jenazah Yodi ditemukan oleh bocah di sekitar lokasi yang sedang bermain layangan.
Dari hasil otopsi terhadap jenazah Yodi, terungkap bahwa luka robek di bagian leher menjadi penyebab utama kematian laki-laki berusia 26 tahun itu.
Selain di leher, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan luka tikaman pada bagian dada menembus iga hingga ke paru-paru juga mempercepat kematian Yodi Prabowo.