TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui respons penanganan banjir di Ibu Kota belum dilakukan secara maksimal. Menurut dia, respons pemerintah dalam menanggulangi banjir yang setiap tahun terjadi seperti kejadian yang insidental.
"Kita merasa banjir ini rutin, tapi pada saat yang sama cara kita merespons banjir itu accidental," kata Anies saat memimpin rapat pengendalian banjir yang diunggah di akun YouTube DKI Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020. Rapat pengendalian banjir dilakukan di ruang rapat Balai Kota DKI pada Senin, 3 Agustus 2020.
Contoh paling sederhana yang terlihat, kata Anies, adalah lokasi yang sering terkena banjir, tapi masih terus tertimpa bencana yang sama setiap tahun. Menurut dia, banjir tahunan itu terus terjadi karena tidak ada standar operasional prosedur baku yang digunakan untuk masyarakat di sekitar lokasi banjir.
"Sampai pada saat penanganan pengungsinya pun itu setiap tahun kita buat seakan baru banjir pertama kali," ujarnya. Padahal, kata Anies, lokasi yang menjadi langganan banjir seperti Kalibata atau Bukit Duri, semestinya bisa dibuatkan standar penanganan yang baku untuk membantu mereka.
Sebabnya, selama air dari hulu belum dikendalikan, dan sodetan juga belum selesai, maka potensi banjir akan selalu ada. "Jadi kita harus bereskan ini sampai pada urusan pengendalian dampak banjir," ujar dia.