TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta William Sabandar menyatakan tak ada kenaikan penumpang yang signifikan selama penerapan ganjil genap di Ibu Kota. Menurut dia, jumlah penumpang MRT selama sepekan kemarin masih berkisar 22-23 ribu orang per hari.
"Sampai hari ini kami monitor masih stabil. Ada kenaikan sedikit tapi tidak signifikan," kata dia di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa, 11 Agustus 2020.
Ganjil genap DKI berlaku di 25 ruas jalan dimulai sejak Senin, 3 Agustus 2020. Data PT MRT Jakarta menunjukkan terdapat 22.242 orang yang naik kereta Ratangga pada 3 Agustus 2020. Angka ini lebih sedikit ketimbang satu pekan sebelumnya pada 27 Juli, yakni 22.711 orang.
Sementara itu, warga yang menggunakan MRT pada 4 Agustus mencapai 22.537 orang. Jumlah ini juga lebih rendah daripada pekan sebelumnya sebanyak 22.608 orang pada 28 Juli.
Kemudian secara berturut-turut jumlah penumpang pada 5-7 Agustus adalah 22.219, 22.238, dan 22.565. Kali ini, jumlahnya lebih sedikit dari pekan sebelumnya, yaitu 29-31 Juli sebanyak 21.948, 20.580, dan 5.150.
Saat ini, William menyampaikan, kereta Ratangga masih mampu mengangkut penumpang dengan jumlah lebih banyak di masa pandemi Covid-19. Daya tampung maksimal adalah 65 ribu orang per hari.
"Kami masih punya kapasitas, karena dalam situasi seperti ini dengan pemberlakuan jaga jarak, MRT Jakarta bisa menampung sampai 65 ribu penumpang per hari. Sekarang itu baru 22 ribu," kata dia.