TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Bogor Ade Yasin minta Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor lebih serius menangani pandemi Covid-19 karena ada 89 tenaga kesehatan terpapar virus corona SARS-CoV-2. Ada sejumlah catatan yang diberikan Ade Yasin kepada Dinkes.
"Kita harus lebih serius menangani pandemi ini mengingat tren secara nasional pun meningkat," kata Ade di Cibinong, Selasa 6 Oktober 2020.
Salah satu catatan Ade Yasin adalah Dinkes Kabupaten Bogor diminta memaksimalkan Crisis Center dan menyiapkan rumah sakit khusus Covid-19.
Dari 28 rumah sakit yang menyediakan ruang isolasi pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor, tempat tidur di 18 RS sudah terisi di atas 50 persen. Bahkan tingkat okupansi di semua RSUD sudah mencapai 100 persen.
Ade mencatat tenaga kesehatan semakin terbatas karena ada 89 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, sehingga sejumlah fasilitas layanan kesehatan harus mengurangi kegiatan pelayanan.
Untuk mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan, Bupati Bogor menginstruksikan Dinkes segera merekrut tim relawan.
Ade Yasin juga menyoroti masalah pengujian spesimen swab test yang terlalu lama. Dinkes Kabupaten Bogor tercatat baru melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap 21.986 spesimen. Angka itu masih jauh dari target Pemprov Jawa Barat 60 ribu spesimen atau 1 persen dari jumlah penduduk.
Pada saat ini, intensitas pengambilan spesimen lewat swab test sudah mencapai 300-400 spesimen per hari, tapi Dinas Kesehatan hanya mampu menguji 200 spesimen per hari.
Akibatnya terjadi penumpukan spesimen untuk tes PCR dan menghalangi proses tracing kasus Covid-19. Menurut data Dinkes, hingga akhir September masih ada 1.000 spesimen yang belum uji laboratorium karena menunggu antrean di Litbangkes, BTKL, dan Laboratorium IPB.
Ade Yasin minta agar Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengaktifkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk mempercepat uji spesimen tes usap Covid-19. "Dinkes segera mengaktifkan Labkesda dan mengoptimalkan PCR yang sudah ada," kata Ade Yasin.