TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban menjelaskan alasan mengapa baru demo tolak UU Cipta Kerja pada hari ini. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan organisasi buruh lainnya sudah unjuk rasa sejak 6 hingga 8 Oktober 2020.
"Kami memang akan turun secara nasional, tapi bukan di tanggal yang sama (dengan KSPI)," ujar Elly di sela demo buruh di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Senin, 12 Oktober 2020.
Alasan lain adalah sudah banyak elemen lain yang menumpang demo buruh untuk menolak UU Cipta Kerja pada 6 - 8 Oktober lalu. Namun Elly tidak menjelaskan elemen mana saja yang menumpangi demo Omnibus Law pada 6-8 Oktober itu.
"Selain itu, kami harus ada dulu yang disahkan (undang-undangnya), biar bisa kami kritisi," kata Elly.
Elly mengatakan, KSBSI akan menggelar unjuk rasa untuk menolak UU Cipta Kerja selama lima hari berturut-turut. Namun, demo buruh tersebut tidak hanya fokus di Jakarta.
"Mungkin besok di Medan atau Pekanbaru, kita ada di 24 provinsi di Indonesia," kata Elly.
Baca juga: Spanduk KAMI Tunggangi Demo Buruh, Syahganda: Kami Minta Satpol PP Copot
Pada Kamis, 8 Oktober lalu, massa buruh dan mahasiswa telah melakukan demo Omnibus Law UU Cipta Kerja. Demo di Jakarta berakhir ricuh dan diwarnai pembakaran sejumlah halte bus Transjakarta hingga gedung eks bioskop Grand Theater Senen.