Selain pasien rujukan dari puskesmas, ada pula pasien Covid-19 yang langsung datang ke RSUD Cibinong. Warga Jonggol, Risky Ferdiansyah, 37 tahun, membawa tetangganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 ke RSUD dengan harapan bisa langsung ditangani.
Setibanya di RSUD Cibinong, Risky juga harus antre. Pasien yang diantarnya terpaksa berbaring di dalam mobil selama dua jam hingga bisa dipindahkan ke bangsal di tenda darurat yang disediakan RSUD tepat di pintu masuk IGD.
Meski telah ditangani dokter jaga IGD, tetangga Risky tidak langsung dipindahkan ke ruangan isolasi pasien Covid-19. Alasannya, ruang isolasi sudah penuh.
Pasien mendapatkan perawatan di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 24 Juni 2021. RSUD Cibinong memasang tenda darurat untuk menampung pasien yang akan masuk ke IGD. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
“Saya disarankan untuk menunggu jika ingin dirawat di ruang isolasi yang ada ventilatornya. Jika enggan menunggu, saya diminta untuk mengisolasi pasien secara mandiri atau dirujuk ke tempat isolasi darurat lainnya,” ucap Risky.
Melihat tetangganya dalam kondisi berat, Risky sempat memohon kepada dokter agar tetangganya bisa segera masuk ruang isolasi. Namun karena ruang isolasi sudah penuh, tetangganya hanya bisa diisolasi di tenda.
“Gak mungkin saya bawa kemana-mana lagi, takut gak kuat di jalan. Kalau di RS meski di ruang darurat, minimal kalau ada apa-apa kan bisa diambil tindakan,” kata Risky.
Selanjutnya tenda darurat berubah fungsi jadi ruang rawat IGD..