Hal mengkhawatirkan lainnya adalah keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta. Anies mengatakan, pada Awal Juni kapasitas tempat tidur isolasi di RS rujukan Covid-19 di Jakarta sebanyak 6.500 tempat tidur. Kala itu tingkat keterpakaiannya hanya 1.500 tempat tidur. Mulai 11 Juni, Dinas kesehatan mulai mencatat ada peningkatan persentase keterisian rumah sakit.
Dari grafik yang dipaparkan Anies dalam rapat tersebut, per hari ini, dari 11.134 tempat tidur isolasi yang tersedia, 92 persen atau 10.220 di antaranya telah terisi. Sedangkan untuk tempat tidur ICU, dari 1.344 yang tersedia, 94 persen atau 1.268 di antaranya telah terisi.
Anies mengatakan jika Pemprov DKI tak meningkatkan kapasitas pada periode lonjakan eksponensial, rumah sakit rujukan di Ibu Kota sudah kolaps.
Petugas Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan saat menyiapkan tempat tidur pasien di dalam tenda darurat di Halaman SDN Cideng 2, Jakarta, Selasa, 29 Juni 2021. RSUD Tarakan mendirikan tenda darurat untuk perawatan pasien Covid-19 dengan meminjam halaman SDN Cideng 2, nantinya tenda perawatan tersebut memiliki kapasitas 10 tempat tidur. Tenda darurat ini diharapkan bisa menambah kapasitas tempat perawatan bagi pasien Covid-19 seiring dengan lonjakan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
“Dan sekarang pun warga banyak yang tidak mendapatkan tempat. Menunggu, mengantre di ICU. Kita menyaksikan betapa tantangan ini nyata,” tutur Anies.
Anies Baswedan lantas menunjukkan foto kondisi di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit Jakarta Timur. Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit tersebut telah penuh. Dalam foto nampak kondisi selasar di depan ruang IGD RSKD Duren Sawit nampak sesak oleh 92 pasien yang tidak tertampung di IGD. “Itu semula jalan aspal yang kemudian diganti menjadi keramik. Diubah menjadi tempat untuk transit karena IGD-nya tidak cukup. Tempat tidurnya tidak cukup.
#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak
Baca juga: Jakarta Darurat Covid-19, Anies Baswedan: Memasuki Kawasan Turbulence