TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler metropolitan pagi ini dimulai dari bantahan Gerindra soal matahari kembar di DKI karena Wagub DKI kerap menggantikan Gubernur Anies Baswedan. Potensi matahari kembar di Pemprov DKI itu disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.
Berita lain yang banyak dibaca adalah upaya wisatawan untuk menyiasati kebijakan ganjil genap untuk menuju Jalur Puncak pada akhir pekan ini. Banyak orang mengira penurunan PPKM dari level 4 ke level 3 berarti telah bebas beraktivitas termasuk berlibur akhir pekan di Puncak.
Kebakaran ruko di Klender kemarin juga menarik perhatian para pembaca. Kebakaran di lantai dua bangunan tersebut diduga akibat sebuah puntung rokok yang dibuang sembarangan.
Berikut ringkasan tiga berita terpopuler metro pada Minggu pagi:
1. Matahari Kembar Riza Patria - Anies Baswedan? Fraksi Gerindra Membantah
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani menepis anggapan bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang kerap muncul di hadapan publik dan menggantikan Anies Baswedan dalam rapat penting berpotensi memunculkan matahari kembar. Menurut Rani, jika Riza Patria mewakili Anies dalam sejumlah kesempatan pasti sudah melalui koordinasi sebelumnya.
"Beliau berdua satu paket menjadi pemimpin daerah. Pembagian tugas saling melengkapi, mengisi, dan menopang dalam tugas keseharian sudah pasti ada koordinasi dan komunikasi antar mereka dan tim,” kata Rani lewat pesan teks pada Jumat malam, 10 September 2021.
Jika Riza belakangan nampak sering muncul ke hadapan publik berarti memang dirinya tengah bertugas di lapangan.
“Matahari satu aja kadang kita kepanasan, apalagi kalau kembar. Kan bisa gosong atau dehidrasi. Enggak ada lah, itu matahari kembar,” ujar Rani.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut Riza Patria belakangan lebih banyak muncul ke publik untuk menjawab berbagai pertanyaan perihal isu sensitif ketimbang Anies Baswedan.
Adi mencontohkan isu ajang balap Formula E yang belakangan menjadi sorotan publik. Menurut dia, belum ada penjelasan resmi dari Anies Baswedan untuk menjawab berbagai pertanyaan, baik dari publik, maupun dari DPRD DKI, soal isu itu. “Kalau terus-terusan posisi strategis dan memberikan informasi ke publik itu Riza Patria, ya, bisa menjadi matahari kembar.”
2. Pengakuan Warga Kena Ganjil Genap di Puncak: Mau Siasati Petugas, Singgung PPKM
Kepala Bagian Operasional Polres Bogor Iptu Ketut Lasswarjana menyatakan pelanggar aturan ganjil genap kendaraan di Puncak yang sempat dicegat dan diperiksa, mengira bisa menyiasati petugas untuk bisa melintas atau berlibur akhir pekan di kawasan sejuk itu.
"Rata-rata masyarakat mengira bisa mencari celah kekosongan petugas dalam penerapan ganjil genap terpadu akhir pekan ini," katanya saat ditemui di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam, 11 September 2021.
Polres Bogor bersama Polresta Bogor Kota, Polres Sukabumi, Polresta Sukabumi Kota, dan Polres Cianjur dalam koordinasi Polda Jabar memberlakukan ganjil genap di berbagai akses masuk Puncak 10-12 September 2021 untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dan mencegah kerumunan pada masa PPKM Level 3 guna mencegah penyebaran Covid-19.
Ketut mengatakan banyak orang mengira penurunan PPKM dari level 4 ke level 3 berarti telah bebas beraktivitas termasuk berlibur akhir pekan di Puncak.
Meskipun pengendara kendaraan yang bernomor polisi tidak sesuai dengan tanggal kalender, ganjil atau genap, mereka tetap mengira bisa menyiasati kekosongan petugas yang berjaga.
"Petugas berpatroli di waktu tertentu, dan jangan salah, setelah berhasil melewati pemeriksaan petugas gabungan, masih ada pemeriksaan protokol kesehatan di lokasi tujuan melalui aplikasi pedulilindungi maupun surat vaksin," tuturnya.
Dari pemeriksaan atas pengendara yang terjaring penyekatan, pada umumnya beralasan ingin berlibur akhir pekan di Puncak sebagai lokasi yang familiar. "Sampai yang melanggar pun begitu, ingin berlibur, termasuk yang menggunakan pelat nomor palsu tadi pagi," katanya.
3. Kebakaran Ruko di Klender: Gara-gara Puntung Rokok Dibuang Sembarangan
Musibah kebakaran ruko terjadi di Jalan Teratai Putih Raya, Blok 17, Klender, Jakarta Timur.
Api dikabarkan muncul dari lantai dua bangunan tersebut akibat sebuah puntung rokok yang dibuang sembarangan.
"Ada yang buang puntung rokok sembarangan, mengenai kasur lalu terjadi kebakaran," ujar Kasie Operasional Sudin Damkar Jakarta Timur Gatot Sulaiman saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 September 2021.
Gatot menerangkan, kebakaran terjadi sekitar pukul 12.45. Pihaknya kemudian segera mengirimkan empat unit mobil pemadam dengan 20 personel untuk memadamkan api.
"Kerugian mencapai Rp 10 juta," kata Gatot. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini dan pemilik hanya mengalami kerugian materil.
Baca juga: Anies Baswedan Terbitkan Edaran Pencegahan Pelecehan Seksual di Pemprov DKI