"Ini adalah lorong sejarah dari ingatan kolektif masyarakat pada nama tersebut dan diharapkan diwarisi turun-temurun ke generasi sesudahnya," katanya pada webinar yang menampilkan tema "Meneguhkan Provinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Perjuangan serta Kejayaan Bangsa dan Negara'".
JJ Rizal mencontohkan, nama Jalan Warung Buncit di Jakarta Selatan, yang diyakininya berasal dari nama salah satu keturunan Tionghoa bernama Tan Bun Tjit yang memiliki usaha warung di kawasan tersebut, dan dinilai sebagai orang yang dermawan pada masyarakat.
Rizal menjelaskan, Tan Bun Tjit adalah seorang pengusaha yang selalu membantu masyarakat Betawi yang miskin di daerah tersebut. Karena jasanya, maka namanya diabadikan menjadi nama jalan Warung Buncit.
"Ketika ada usulan nama Jalan Warung Buncit Raya akan ganti dengan nama Jenderal Besar AH Nasution, terjadi perdebatan panjang," kata dia.
Pada usulan perubahan nama jalan, kata dia, haruslah dilihat sejarah yang utuh dan komprehensif agar tidak menghilangkan akar sejarah yang ada di kawasan tersebut.
"Kita harus awas, tindakan untuk mengubah nama jalan itu penting karena kita kan memberikan memori dan akan menambah memori," katanya.
Usulan perubahan nama jalan, kata JJ Rizal, harus memperhitungkan betul nama jalan yang akan diubah, karena pasti ada muatan nilai-nilai sejarah di dalamnya dan harus mempertimbangkan respons atas masukan dan kritik terhadap perubahan nama jalan yang diusulkan.
Baca : Jajal Lapangan JIS, Tim DPRD DKI Kalahkan Tim Anies Baswedan 3-0
ANTARA