TEMPO.CO, Jakarta - Evakuasi batu penggilingan tebu berukuran besar yang sudah bertahun-tahun atau mungkin berabad-abad teronggok di Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan menguak sejarah masa silam Jakarta.
Alat penggilingan tebu yang bentuknya seperti tabung besar itu selama ini tertanam di trotoar Jalan TB Simatupang. Dinas Kebudayaan DKI Jakarta kemudian mengambil dan mengevakuasi benda tersebut dan membawanya ke Balai Budaya Condet.
Proses evakuasi dilakukan bersama tim dari Dinas Bina Marga DKI dan Dinas Perhubungan DKI pada Kamis, 28 Oktober 2021.
Berikut sejumlah fakta di balik temuan alat penggilingan tebu raksasa di Jalan TB Simatupang tersebut.
1. Batu penggilingan berusia ratusan tahun tersebut ditemukan di trotoar Jalan TB Simatupang, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
2. Evakuasi dilakukan tim etugas Damkar dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur.
3. Batu penggilingan tebu ini punya bobot 326 kilogram dan dievakuasi menggunakan satu unit mobil derek atau crane.
4. Perlu waktu 2 jam untuk mengangkat batu penggilingan tebu yang selama ini tertanam di trotoar.
5. Batu penggilingan tebu juga ditemukan di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo; dan Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Di Kelurahan Penggilingan, terdapat lima batu penggilingan ditemukan.
6. Batu penggilingantebu yang juga disebut batu kiser merupakan alat pengolah tebu yang diperkirakan digunakan pada abad ke-17-18 Masehi. (Haan, 1935: 323-324).
7. Batu penggilingan tebu ini menunjukkan Batavia atau Jakarta, dahulu adalah salah satu daerah penghasil gula, yang diekspor ke Cina dan Jepang.
8. Produksi gula di Batavia dilakukan oleh orang-orang keturunan China yang bermukim di wilayah Pecinan.
9. VOC mengambil alih tata niaga gula dan produksi gula Batavia wajib dijual kepada VOC, tidak boleh diperjualbelikan kepada pihak lain.
10. Tahun 1710 adalah puncak kejayaan produksi gula di Batavia, terdapat 130 pabrik pembuat gula yang dimiliki oleh orang keturunan Ciina, yang sebagian besar berada di sekitar Sungai Ciliwung.
11. Tahun 1740, produksi tebu di Batavia mulai menurun dan beberapa orang Cina mulai mendirikan pabrik penggilingan tebu untuk dijadikan gula pasir di wilayah Cakung.
12. Nama Kampung Penggilingan berasal dari batu penggilingan tebu yang dahulu terkenal dengan sebutan Kampung Gula.
13. Selain diletakkan di Balai Budaya Condet, salah satu batu penggilingan tebu lainnya juga berada di Museum Sejarah Jakarta.
M YUSUF MANURUNG | ANTARA
Baca juga: Damkar Evakuasi Batu Bersejarah yang Tertanam di Trotoar Jakarta Timur, Apa Itu?