TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Pembela HAM mengungkapkan, serangan di kediaman orang tua dari Veronica Koman bukan hanya terjadi satu kali. Serangan pertama terjadi pada 24 Oktober 2021 oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor.
"Pelaku menggantungkan sebuah bungkusan di pagar rumah orang tua Veronica Koman, dan tidak lama kemudian bungkusan tersebut terbakar," ujar anggota Koalisi, Nelson Nikodemus Simamora dalam keterangan tertulis, Senin, 8 November 2021.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Pembela HAM diisi oleh Amnesty International Indonesia, LBH Jakarta, KontraS, AJI Indonesia, Public Virtue Research Institute, Pusaka, Yayasan Perlindungan Insani Indonesia.
Nelson mengatakan serangan Oktober itu telah dilaporkan oleh pendamping hukum orang tua Veronica Koman ke Polda Metro Jaya. Laporan diterima dengan nomor STTLP/B/5302/X/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Serangan kedua kemudian terjadi pada 7 November 2021 sekitar pukul 10.26. Pelaku juga berjumlah dua orang yang berboncengan sepeda motor. Menurut Nelson, pelaku melemparkan dua bungkus berwarna hijau dan kuning yang berisi bom dan kemudian meledak di garasi.
Peristiwa ini disaksikan oleh pembantu rumah yang sedang mencuci mobil dan tukang air PAM. Menurut Nelson, kondisi pagar rumah saat itu sedang terbuka. Ledakan bom tersebut terdengar hingga satu gang sehingga menyebabkan warga berkerumun.
"Pada 7 November 2021 juga terjadi serangan ke rumah kerabat Veronica Koman, berupa kiriman paket berisi bangkai ayam dan surat ancaman," kata Nelson.
Nelson berujar, aksi teror sudah berlangsung sejak 2019. Menurut dia, terdapat pantauan rutin ke rumah orang tua Veronica Koman yang cukup meresahkan bagi sebagian tetangga. Bahkan, kata dia, foto rumah orang tua Veronica Koman beberapa kali diunggah di media sosial oleh akun anonim, sebagai bentuk intimidasi.
Pada Agustus 2019, sebuah paket atas nama Veronica Koman juga pernah dititipkan ke Ketua RT untuk diberikan ke orang tuanya. Namun beberapa jam kemudian, kata Nelson, pengirim paket mengambil kembali barangnya.
"Serangan dan teror ini tentu mengakibatkan trauma kepada orang tua Veronica Koman. Pada saat bersamaan, serangan dan teror ini juga mengakibatkan keresahan kepada warga yang menjadi tetangga mereka," kata dia.
Hingga saat ini, polisi belum bisa memastikan apakah ledakan di rumah orang tua Veronica Koman adalah bom. Kepala Bagian Bantuan Operasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Aswin Siregar menduga ledakan ini terkait dengan kegiatan serta sikap Veronica yang selama ini pro atas kemerdekaan Papua.
"Diperkirakan merupakan bentuk ancaman terhadap penghuni rumah terkait tindakan-tindakan Veronica Koman," ujar Aswin, Senin, 8 November 2021.
Baca juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Ledakan di Rumah Orang Tua Veronica Koman Adalah Bom
M YUSUF MANURUNG