TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mendapat keluhan dari masyarakat soal kualitas sinyal JakWifi. Dari hasil temuannya saat reses, banyak masyarakat yang tidak bisa menggunakan layanan tersebut karena keterbatasan sinyal.
"Jangkauan sinyal tidak maksimal dan masyarakat harus ke tiang router untuk mendapat sinyal WiFi. Jadi radiusnya cuma 1-2 meter," ujar Wibi saat rapat Banggar di DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu, 24 November 2021.
Menurut Wibi, kehadiran JakWifi sangat penting karena dibutuhkan anak-anak untuk melakukan sekolah jarak jauh. Apa lagi di lingkungan kumuh, masyarakat sangat memerlukan layanan internet gratis tersebut.
Asisten Pemerintahan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko membenarkan keluhan masyarakat atas sinyal JakWifi tersebut. Menurut Sigit, saat ini JakWifi baru terpasang di 445 RW di Jakarta dari target 3.500 titik.
"Kami kemarin ada dua pilihan, menyediakan 3.500 titik sesuai Pergub atau memaksimalkan titik yang sudah ada saat ini," ujar Sigit.
Setelah dievaluasi, Pemprov DKI memutuskan tidak akan menambah jumlah titik WiFi gratis itu dan bakal memaksimalkan WiFi yang ada saat ini. Ia mengatakan bakal meminta pertanggungjawaban kontraktor untuk memperbaiki sinyal WiFi.
"Penyedia sudah listing di katalog nasional. Kami sudah lakukan joint audit dengan Inspektorat soal penempatan JakWifi agar bisa optimal," kata Sigit.
Setiap titik JakWifi menelan biaya Rp 9 juta per bulan. Untuk abonemen sebesar Rp 6 juta dan back up data Rp 3 juta per bulan. Program JakWifi ini telah diluncurkan Gubernur DKI Anies Baswedan pada Agustus 2020.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Filterisasi Konten yang Dapat Diakses Lewat JakWifi